Thursday, September 21, 2006

Apakah Kehidupan Dunia Begitu Melenakan?

Bismillahir rahmanir rahim
Segala puji syukur kehadirat Allah yang Maha pengasih, Maha Penyayang, Maha indah dan teramat mencintai akhlak yang indah.
Semoga Sholawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada Uswatun Hasanah (Suri Tauladan) Ummat, Muhammad SAW.

“Sejarah mengulang dirinya”, cukup sering saya mendengar ucapan ini, berawal dari Guru sejarah ketika masa SLTP dahulu bahkan hingga kini tatkala saya telah duduk di semester 4 bangku Kuliah. Sebenarnya dahulu ucapan ini masih merupakan misteri besar untuk saya, tetapi seiring dengan berjalannya waktu, saya mulai belajar untuk mengerti hakikat dan pelajaran dibaliknya.

Entah sudah berapa Diktator berdiri di muka bumi ini, sudah berapa bangsa bernaung di “kolong” langit ini dan berapa kerajaan besar hingga kini telah membangun peradabannya di tanah yang kita pijak ini. Sejarah bercerita tentang Fir’aun yang menyatakan dirinya Tuhan, bangsa Roma yang menguasai dunia dengan peradaban dan kerajaan yang membentang luas di permukaan bumi. Tetapi…lihatlah apa yang terjadi pada akhirnya, semua kejayaan sirnah, semua kerajaan hancur, raja-raja, diktator, jendral-jendral pemimpin besar pun telah terkuburkan. Suatu bukti Sunnatullah bahwasan hanya kekuasaan Allah yang abadi sedang kekuasaan manusia hanyalah sementara dan tidak akan pernah kekal.

Sungguh aku bingung melihat manusia, yang begitu sibuk mengumpulkan untuk sesuatu yang akan ditinggalkannya (yaitu kehidupan dunia), tetapi begitu santai menghadapi sesuatu yang pasti akan datang (yaitu kehidupan akhirat) begitulah ucapan Imam Ali bin Abu Thalib. Julius Caesar mengkhianati janji terhadap sahabat dan rakyatnya karena terbuai kecantikan dan kerajaan yang ditawarkan Cleopatra, Napoleon seorang Revolusionaer pembenci para kaum bangsawan, pada akhirnya mengangkat dirinya menjadi Kaisar. Julius Caesar terbunuh dan Napoleon meninggal di sebuah pulau terpencil jauh dari kerajaan yang dibangunnya. Ini adalah contoh kecil dari sifat manusia yang tidak pernah puas. Mereka boleh jadi bukan seorang Muslim, tetapi setidaknya kita bisa mengambil pelajaran, apa yang akan terjadi, ketika kekuasaan berada di depan pelupuk mata. Rasulullah SAW pernah mengatakan sungguh bukanlah kemiskinan yang ia takutkan akan menimpa Ummatnya tetapi kala pintu dunia telah terbuka lebar untuk Ummatnya. Kekayaan dan kekuasaan lebih sering membuat manusia lupa daratan dibandingkan ketika dihadapkan dengan kemiskinan. Semoga Allah mejadikan kita orang-orang yang senantiasa bersyukur, amiiiin.

Sejarah akan senantiasa memutar dirinya, akan lahir Fir’aun-Fir’aun era modern yang tidak mempercayai adanya Tuhan, akan memerintah Julius Caesar “baru” yang lupa akan janji kepada rakyat dan sahabatnya, akan memimpin Napoleon “masa kini” yang memperjuangkan kepentingan rakyat kemudian membangun istana untuk dirinya sendiri.

Kemudian, saudara saudariku tercinta, ketika semua telah jelas-jelas terjadi di depan mata kita bersama, mungkin saya hanya akan menyalakan sebuah kaset Nasyid karya Izzatulislam hadiah dari seorang sahabat dengan sebuah harapan terdalam dalam dada agar para “Fir’aun”, “Caesar” dan “Napoleon” itu turut mendengarkan (yang jelasnya mereka tidak akan mau ). Apakah kehidupan dunia begitu melenakan?.....

20.12.2004
By: RLN

No comments: