Wednesday, August 05, 2009

Kamu bersama Siapa yang kamu cintai

Fitrah setiap jiwa adalah perasaan cinta. Ketulusan cinta selalu menuntut adanya pengorbanan.


Jikalau ada seorang pecinta tertinggi, tentulah itu seseorang yang mencintai Robb dan Rasulullah diatas segalanya.
Jikalau ada Cinta yang tertinggi, itulah cinta kepada Sang Khalik dan Nabiyullah Muhammad saw. diatas cinta yang lainnya.

Anas ra. Meriwayatkan bahwa seorang Arab Badui bertanya kepada Nabi saw.,"Kapankah hari kiamat datang?"
Kemudian Nabi bertanya kembali, "Apa yang telah kamu persiapkan untuk menghadapinya?" Orang itu menjawab,"Cinta Allah dan Rasul-Nya," Rasulullah saw. Bersabda "Kamu bersama siapa yang kamu cintai."

Pelajaran penting pertama dapat bersama kita tarik, ketika seorang tersebut bertanya tentang datangnya hari Kiamat, maka Rasulullah bertanya kembali apa yang telah dia persiapkan, Rasulullah bukan menjawab bahwa beliau tidak mengetahui dan memang pula rahasia hari kiamat adalah milik Allah semata. Seakan Rasulullah ingin mengajarkan bahwa lebih penting untuk mempersiapkan diri dengan amalan sholeh dibandingkan mencari tahu akan kapan datangnya hari itu.

Maka pelajaran kedua merupakan berita bahagia untuk semua kaum mukminin dan muslimin. Rasulullah memberi harapan besar dengan bersabda, Kamu bersama siapa yang kamu cintai. Harapan inilah, patut dijadikan motivasi untuk senantiasa memupuk cinta kepada Allah dan Rasul-Nya diatas segalanya. Bersandar pada sabda Rasulullah inilah, senantiasa kita haluskan budi perkerti, haluskan jiwa, berusaha mendekatkan diri untuk mencintai Allah dan Rasul-Nya, inilah sebuah cinta yang tak pernah tertolak. Sebagian manusia mencintai manusia lain, terkadang cintanya diterima, terkadang cintanya bertepuk sebelah tangan, tetapi siapa mendekati Khalik, maka Khalik menyambut dengan cinta kepada Hamba. Kemudian apalah arti dunia beserta isinya, jika Allah sudah menghadiahkan cinta kepada seorang Hamba.

Ketika malam telah tiba, mobil-mobil berhenti berlalu lalang, setiap jiwa kembali beristirahat, kita hanya berteman gelapnya malam dan indahnya bulan, cobalah menenangkan hati dan pikiran dari segala keletihan, berdialog kepada hati, untuk siapa cinta sesungguhnya kita persembahkan? Dan apa pengorbanan yang telah kita persembahkan untuk cinta tersebut.

Dan sejenak biarkan malam menjadi saksi, akan tetesan air mata mu..

Ahlan wa sahlan ya Ramadhan

Dimana kiranya pikiran saat ini bersandar, apakah pada pekerjaan yang meletihkan tubuh?, pada rumitnya algebra, fantastisnya Program CAD, ataukah sedang menyelami dalamnya pemikiran orang-orang besar sebelum kita, teori-teori alam yang fenomenal. Ataukah sedang menikmati indahnya gugusan bintang di langit luas, sepoi-an angin malam menerpa wajah, betapa romantis.

Inilah Ramadhan hampir tiba saudaraku.
Membawa Pahala untuk para Hamba yang bertakwa, bulan pelepas dahaga akan hausnya bulir-bulir tetesan iman yang menyejukkan kalbu. Bulan pengorbanan untuk sang Robb, Allah tuhan semesta Alam, di siang nya terdapat Shaum, di malam nya terdapat shalat malam. Malaikat turun serta merta menyapa di berbagai belahan bumi, mendoakan hamba-hamba yang menangis meminta ampunan kepada Robb.

Bagaimana bahagianya suri tauladan kita, Rasulullah Muhammad SAW, menjelang Ramadhan seraya mengatakan Ahlan wa sahlan ya Ramadhan, selamat datang bulan Ramadhan, terdapat pula di dalamnya malam lailatul Qadr, barangsiapa beribadah di malamnya, setara hamba beribadah seribu bulan lamanya. Inilah hadiah untuk hamba pilihan, malam hujan pahala, penghapusan dosa, menuju ridho Allah.

Saudaraku, dan inilah kita di tanah rantau, mungkin ada yang sendirian, mungkin ada yang bersama keluarga.
Tidak ada, kecuali Pahala berlipat-lipat, yang pantas diberikan untuk perantau yang bersedih, yang hijrah dalam rangka mencari ilmu, doanya adalah doa mulia, seakan tidak ada Hijab antara dia dan Robb-nya. Maka gunakanlah kesempatan, mintalah pada yang Maha Pemberi akan kebaikan dunia dan akhirat, akan kesehatan orangtua tercinta di rumah sana, mungkin pula orangtua kita lebih bersedih, inilah kesekian kali kita tidak hadir di tengah hangatnya keluarga. Sangatlah besar kemungkinan airmata ayah bunda kita menetes, mengingat masa-masa kita kecil dahulu, menunggui bersama bedug adzan maghrib berbuka, membelai halus rambut kita, sebuah cinta yang tulus suci.

Mungkin ada pula diantara kita yang telah lama di rantau, sehingga apabila semakin mendekat kepada Ramadhan, semakin rindu bertumpah ruah, kerinduan akan kampung halaman. Tapi besarkan hati, adalah semua dihitung teliti oleh Allah, semua kesedihan, semua pengorbanan kembalikan kepada Nya. Jadikan bumi Jerman sebagai saksi akan teguhnya cita-cita mulia.

Inilah kesekian kali Ramadhan akan menghampiri, bagaimana kabar Hati saudaraku?
Marilah jadikan ini Ramadhan yang berkesan, sekalipun jauh dari keluarga, sekalipun lingkungan kurang mendukung, tapi kita tidak pernah akan sendiri, Allah bersama kita, Allah bersama hamba-hamba yang bersabar.

Maka untuk para perantau, seka airmata, perlihatkan senyum teguhmu pada dunia, mari beri makna dalam pada Ramadhan kali ini, dan sambut bersama, Ahlan wa Sahlan ya Ramadhan..

Sunday, March 22, 2009

Kisah Fitnah Dajjal : Pemuda yang bertakwa

Dalam sebuah Majlis Taklim yang sangat luar biasa, dihadiri oleh para sahabat yang mulia, Rasulullah SAW, menceritakan peristiwa-peristiwa akhir jaman, dimulai dengan bertebaran fitnah di dunia. Begitu pula sesuatu hal yang dahulu di jaman para sahabat dianggap sebuah kemaksiatan besar, maka di akhir jaman dianggap sesuatu hal yang sepele, kebenaran dan kesesatan bercampur baur, sehingga hanya dengan iman di dada serta lindungan dari Allah sajalah manusia dapat selamat melaluinya. Begitu pula sebuah peristiwa maha dahsyat menimpa manusia, sebuah peristiwa yang sudah diberitakan oleh para Nabiyullah sejak jaman Nabi Adam AS sampai dengan Suri Tauladan cinta kita, Rasulullah SAW, fitnah yang menyesakkan, sehingga semua orang mukmin dan muslim berdoa dalam setiap sholatnya untuk tidak menjumpainya : Fitnah Dajjal. Demikian, inilah kisah seorang Pemuda yang diberitakan oleh Rasulullah akan menentang kebatilan tersebut.

Abu Sa'id Al-Khudri ra. Berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Ketika Dajjal muncul, seorang mukmin mengejarnya. Pengikut Dajjal yang berada di garis depan menahannya, lalu bertanya,`Engkau hendak ke mana?` Orang mukmin menjawab,Àku mau menemui orang (Dajjal) yang baru muncul itu.' Pengikut Dajjal bertanya lagi,Àpakah engkau tidak beriman kepada tuhan kami?` Orang mukmin menjawab,`Dia bukan tuhan, Tuhan kita sangatlah jelas.` Pengikut Dajjal berkata,`Bunuh saja orang ini.` Orang mukmin berkata,`Bukankah tuhan kalian (Dajjal) melarang membunuh siapapun sebelum dihadapkan kepadanya?` Maka pengikut Dajjal membawa orang mukmin tersebut kepada Dajjal. Ketika orang mukmin melihatnya, dia berkata tegas,`Hai segenap manusia, sesungguhnya orang ini adalah Dajjal yang diceritakan oleh oleh Rasulullah SAW.` Maka Dajjal menyuruh agar mengikatnya, lalu berkata,`Siksa dan pikuli kepalanya.` Mereka pun memukuli punggung dan perutnya.
Di sela-sela penyiksaan, Dajjal mengajukan pertanyaan,Àpakah engkau beriman kepadaku?` Orang mukmin tersebut berkata,Èngkau adalah Al-Masih, sang Pembohong besar!` Dajjal pun menyuruh algojonya agar membelah badan orang mukmin itu dari kepala hingga kakinya dengan gergaji.
Setelah terbelah, Dajjal berjalan di antara dua potongan tubuh tersebut, lalu berkata,`Bangunlah!` Tubuh orang mukmin yang terbelah tersebut menyatu kembali dan berdiri tegak. Dajjal berkata,Àpakah sekarang engkau beriman kepadaku?` Orang mukmin itu menjawab,Àku semakin yakin bahwa engkau adalah Dajjal!` `Wahai segenap manusia, sesungguhnya, dia (Dajjal) tidak akan dapat mencelakai siapa pun setelah membunuhku.` Dajjal menarik tubuhnya dan hendak menyembelihnya. Akan tetapi, Allah melindungi lehernya dengan kuningan, sehingga Dajjal tidak dapat menyembelihnya. Akhirnya, Dajjal memegang kedua tangan dan kakinya, lalu melemparkannya. Semua orang mengira dia dilemparkan ke dalam kobaran api, padahal sebenarnya dia masuk ke dalam surga." Kemudian Rasulullah SAW bersabda,"Orang ini meraih kesyahidan yang paling agung di sisi Allah, Tuhan semesta alam." (h.r. Muslim)

Sebuah pengorbanan untuk yang tercinta, akan meraih cinta yang tercinta, dan Maha benar Allah dengan segala janjiNya. Pemuda yang meraih kesyahidan karena Allah, menempati surga yang yang penuh kenikmatan. Terketuk hati untuk bertanya, seberapa pengorbanan ini untuk Robb yang tercinta?, seperti setiap manusia yang terkubur di tanah yang dingin, pun jasad ini pasti kelak akan merasakan, setiap awal menuntut akhir, setiap jiwa akan dihisab, dimanakah tempat kita?..kelak.

22.03.2009 (RLN)

Tuesday, March 17, 2009

Salah tanda Kiamat besar : Fitnah Dajjal

Imran bin Hushain ra. Berkata,"Aku mendengar Rasulullah saw. Bersabda,´sejak Adam diciptakan hingga hari kiamat, tidak ada persoalan lebih besar dari Dajjal´".(h.r. Muslim)

Anas ra. Berkata, Rasulullah saw. Bersabda,"Setiap Nabi diutus Allah, pasti memperingatkan umatnya tentang kemunculan Dajjal yang buta sebelah dan pembohong besar. Ketahuilah, Dajjal itu buta sebelah, sedangkan Tuhan kalian (Allah) tidak buta sebelah, dan diantara kedua belah mata Dajjal tertulis ka-fa-ra (kafir).(Muttafaq Álaih)

Salah satu berita dari Rasulullah saw akan dekatnya jaman dengan kiamat besar adalah banyaknya fitnah yang bertebaran, seakan-akan susah untuk membedakan antara kebenaran dan kesesatan. Rasulullah sendiri bersabda, bahwa dari setiap orang Nabi yang diutus ke dunia, pastilah memperingatkan ummatnya tentang munculnya Dajjal, fitnah yang sangat luar biasa. Dalam Hadist lain, dikatakan tidak ada fitnah terbesar, persoalan terbesar sejak Nabiyullah Adam diciptakan kecuali itu adalah Fitnah Dajjal.

Rasulullah juga memperingatkan pada akhir jaman kelak, akan semakin sedikit para dai, penyeru dakwah Islam ini yang menceritakan kabar Dajjal, semakin sedikit kajian mengenai Dajjal diberitakan melalui mimbar-mimbar, sehingga semakin sedikit jumlah ummat mengerti akan hakikat Dajjal. Seperti kita bersama harus setuju, bahwa sangat jarang kajian Dajjal di diskusikan dalam ceramah-ceramah, hal ini tentunya bukan sebuah keburukan, karena kajian-kajian lain pun memiliki tempat penting, tetapi ini adalah sesuai dengan berita Rasulullah akan dekatnya kita dengan akhir jaman.

Dajjal, diberitakan melalui Rasulullah saw. melalui hadist-hadistnya, ciri-cirinya : 1. Di keningnya tertuliskan ka-fa-ra artinya kafir, dapat dibaca oleh semua mukmin, sekalipun tidak dapat membaca huruf arab, adapun mengapa demikian, inilah berita dari Rasulullah.; 2. Mata Dajjal buta sebelah, mata kanannya mirip dengan buah anggur yang menonjol.; 3. Berambut sangat keriting.; 4. Kemunculannya dari arah timur, awalnya dia menunjukkan keshalihan dan istiqomah dan akhirnya mengklaim dirinya Tuhan. Adapun ciri-ciri lainnya dapat dibaca dan dikaji kembali di dalam Hadist Rasulullah saw.

Allah SWT mengirimkan Dajjal pada akhir jaman adalah untuk menjadi cobaan untuk ummat manusia, adapun kita harus meyakini bahwa Dajjal adalah Penipu besar. Allah memberikan kelebihan dengan kemampuan luar biasa, yakni mampu mematikan dan menghidupkan manusia, mampu memberikan bencana, mampu memberikan kesejahteraan kepada suatu negeri. Sungguh luar biasa mengerikan fitnah ini, sehingga akan berkumpul manusia yang banyak kemudian menyatakan iman kepada penipu Dajjal ini.

Anas ra. Berkata bahwa Rasulullah saw. bersabda,"Setiap negeri akan didatangi Dajjal, kecuali Mekah dan Madinah. Sebab, setiap jalannya dijaga ketat oleh Malaikat yang berbaris. Di dekat Madinah, Dajjal sempat tinggal di kawasan tanah bergaram. Lalu, terjadi tiga kali gempa di Madinah sebagai pertanda Allah mengeluarkan orang yang kafir dan munafik darinya. (h.r. Muslim)

Diberitakan Rasulullah, ada orang Shaleh pada jaman tersebut yang ingin menghadapi Dajjal, ingin memperingatkan kepada Tauhid, maka datanglah orang Shaleh tersebut kepada Dajjal, tetapi apa yang terjadi, tidak seberapa lama, orang Shaleh tersebut telah berdiri di samping Dajjal, menjadi pengikutnya yang paling setia, demikian salah satu gambaran, besarnya fitnah di saat itu. Manusia berbondong-bondong menjadi pengikut Dajjal, sebagian lainnya, yang hatinya dipenuhi iman dan mengetahui mengenai berita tentang Dajjal melarikan diri ke gunung-gunung, agar jauh dari berita dan fitnahnya.

Ummu Syarik ra. Berkata bahwa ia mendengar dari Nabi saw. Bersabda,"Manusia akan melarikan diri ke gunung-gunung untuk menghindari Dajjal" (h.r. Muslim)

Saya membayangkan, betapa cepatnya kekacauan menjalar, adapun melihat perkembangan dunia sekarang ini, bukan tidak mungkin terjadi, dunia dengan media-media yang telah canggih, menyiarkan berita tentang Dajjal melalui televisi, internet, radio kemudian dengan serta merta dunia penuh dengan kekacauan. Bayangkan apa yang terjadi dengan berita bocah Ponari di negeri kita, maka bukan tidak mungkin fitnah Dajjal akan menjalar jauh lebih cepat. Bayangkan apabila Dajjal muncul di Afrika, kemudian mengubah tanah tandusnya menjadi hijau penuh buah-buahan, maka siapa yang tidak akan tertipu?, jika kemunculan di Indonesia, membawa dengan tiba-tiba makanan dengan melimpah ruah, maka siapa yang tidak akan tertipu?.

Dajjal sendiri menurut literatur yang saya baca, merupakan keturunan anak manusia, hanya saja seperti dikemukakan di atas, dia diberikan kelebihan oleh Allah SWT untuk cobaan kepada manusia. Salah satu Hadist Rasulullah menerangkan, bahwa salah seorang sahabat bernama Tamim ad-Dari, seorang Nasrani yang kemudian beriman kepada Islam, pernah bertemu dengan Dajjal, yang pada saat itu masih dalam keadaan terikat. Beritanya: Tamim ad-Dari dan sekelompok orang berlayar melewati lautan, terjadi badai dalam perjalanan tersebut, sehingga mereka terkatung-katung sekian lama, sehingga mencapai ke sebuah pulau. Di pulau tersebut mereka menjumpai binatang bernama Al-Jassasah, dikatakan karena lebat bulunya sehingga tidak diketahui depan dan belakangnya. Binatang tersebut mengajaknya bertemu dengan Pemuda laki-laki, yang pada saat itu masih dalam keadaan terbelenggu. Dia (lelaki itu) berkata, " Kabarkan kepada kami tentang desa Nakh Baisan." Sahabat itu membalas, "Tentang apanya?" Ia berkata, "Ketahuilah, sesungguhnya pohon-pohon kurma akan tidak berbuah lagi." Dan dia bertanya lagi, "Tolong beritahukan kepadaku tentang danau Ath-Thabariah." Kami bertanya, "Tentang apanya?" Dia bertanya, "Apakah ada airnya?" Kami menjawab, "Airnya banyak sekali." Dia berkata, "Ketahuilah airnya akan habis." Selanjutnya dia berkata lagi, "Kabarkan kepadaku tentang negeri 'Ain Sughar." Kami bertanya, "Tentang apanya?" Dia menjawab, "Apakah sumbernya masih mengeluarkan air yang dapat digunakan penduduknya untuk menyiramkan tanamannya." Kami menjawab, "Airnya banyak sekali dan penduduknya menggunakannya untuk menyiram tanaman mereka." Dia berkata lagi, "Tolong beritahukan kepadaku tentang Nabi orang Ummi, apakah yang dilakukannya?" Kami menjawab, "Beliau telah berhijrah meninggalkan Mekkah ke Yastrib." Dia bertanya, "Apakah orang-orang Arab memeranginya?" Kami menjawab, "Ya." Dia bertanya lagi, "Apakah yang dilakukannya terhadap mereka?" :Lalu kami beritahukan bahwa beliau menolong orang-orang Arab yang mengikuti beliau dan mereka mamatuhi beliau. Dia bertanya, "Apakah benar demikian?" Kami menjawab, "Benar." Dia berkata, "Ketahuilah bahwasanya lebih baik bagi mereka untuk mematuhinya. Dan perlu saya beritahukan kepada kalian bahwa saya adalah Al-Masih (Ad-Dajjal). Dan saya akan diizinkan keluar, yang nantinya saya akan berkelana di muka bumi, maka tidak ada satupun desa melainkan saya singgahi selama empat puluh malam kecuail Mekkah dan Thaibah (Madinah), karena kedua kota ini diharamkan atas saya. Setiap saya hendak memasuki salah satunya, saya dihadang oleh seorang Malaikat yang menghunus pedang, dan tiap-tiap lorongnya ada Malaikat yang menjaganya." Fatimah berkata, "Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam bersabada sembari mencocokkan (menusukkan) tongkat kecilnya di mimbar, 'Inilah Thaibah, inilah Thaibah, inilah Thaibah, yakni Madinah".

Semoga kita bersama dapat mengambil pelajaran, semoga kita dijauhkan dari Fitnah Dajjal. Tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusanNya.

17.03.2009 (RLN)

Friday, March 13, 2009

Tanggapan singkat : Gatra.com „Hikmah Dakwah Salafiyah“

Cukup tersentak membaca judul Gatra.com hari ini, menceritakan tentang fenomena berkembangnya dakwah Salafiyah di Indonesia, juga bisa mengerti akan kekhawatiran penulis, yakni Ustadz Ja'far Umar Thalib, bahwa beberapa kalangan akhirnya memberikan penilaian sendiri terhadap dakwah Salafiyah, sebuah aliran sesat, sangat disayangkan. Seperti penjelasan Ustadz Ja'far Umar Thalib, adalah Salafiyah dari asal kata Salafus Shaleh, arti: Pendahulu kita yang saleh. Pengikutnya berusaha semaksimal mungkin mengikuti para Pendahulu yang saleh, dimulai ajaran dari Rasulullah SAW yang mulia, para Sahabat yang diridhoi oleh Allah dan mereka ridho kepadaNya, kemudian tabi'in selanjutnya mengikuti tabi'it tabi'in. Dalam kalimat lain, para pengikutnya berusaha melaksanakan sunnah Rasulullah SAW dengan sebenar-benarnya.

Saya sendiri adalah orang awam mengenai dunia Islam, dalam arti segala macam paham/aliran perbincangan seputar agama ini, disini saya hanya berusaha menyampaikan apa yang saya ketahui sedikit mengenai Salafy, karena ada sedikit hati kecil yang pilu, dimana dua orang dari guru saya adalah dari Salafy, dan kurang rela hati ini, jika disebutkan, seperti yang terjadi di Lombok, salafy adalah aliran sesat. Semoga apa yang saya tuliskan bisa menjadi penerang bagi pembaca, setidaknya tidak dengan serta merta memberikan cap buruk kepada Salafy.
Adapun seingat saya golongan ini tidak pernah menyebut dirinya salafy, tetapi itu adalah paham untuk memudahkan, Salafus Shaleh, para pendahulu yang soleh, berusaha melaksanakan ibadah dan pola hidup disesuaikan dengan para penduhulu yang soleh, sesuai dengan kemurnian Al Quran dan Hadist Rasulullah SAW, yang kemudian akhirnya dikenal sekarang ini dengan sebutan Salafy. Salafy berusaha melaksanakan segala bentuk sunnah yang para Salafus Shaleh lakukan, yang tentunya mencontoh dari Rasulullah SAW dengan dalil yang kuat.

Saya akan memberikan sebuah contoh konkrit, Isbal /celana di atas mata kaki. Hampir semua pengikut Salafy menggunakan celana yang di atas mata kaki, bukan karena ingin punya trend baru, tetapi ada hadist Rasulullah di balik perkara ini, "Jauhilah olehmu isbal, karena ia termasuk kesombongan." (HR. Abu Dawud dan Turmudzi dengan sanad yang shahih), sedangkan seperti kita ketahui bersama mengenai larangan dan bahaya untuk menyombongkan diri. Kemudian sunnah berjenggot dan menipiskan kumis, itupun mengacu kepada sunnah Rasulullah dengan Hadist yang shahih. Kita tidak boleh mengatakan ini aliran sesat dikarenakan pelaksanaan sunnah, apa alasan kita?, ini adalah sunnah Rasulullah SAW, sungguh tegakah hati kita kepada Nabi kita Muhammad SAW, jika mengatakan ini sebuah kesesatan.

Adapun terjadi dialog antara saya dan ayah saya, yang mempelajari Islam dengan paham Salafus Shaleh. Banyak cobaan yang tertimpa kepada Ayah saya setelah menekuni dakwah Salafiyah, ini dikatakan aliran sesat, aliran keras, tidak toleran dan sebagainya. Masa akhir bekerja di kantor, seperti siksaan berat, kawan-kawan mulai menjauhi, atasan takut dengan perubahan ini, penampilan menggunakan jenggot tebal dan celana di atas lutut menjadikan ayah saya sebagai sosok ekstrimis. Tapi demikian sunnah, kebenaran tetap sebuah kebenaran, sekalipun cuma satu orang yang melaksanakan. Saya bertanya kepada Ayah saya, "kenapa Salafy berusaha melaksanakan ajaran seperti kaum terdahulu, hampir segala hal disebut bid'ah, melakukan ini bid'ah, melakukan itu pun juga bid'ah?, apabila memang ingin mengembalikan kepada tradisi kaum terdahulu, kepada tidak konsisten, pergi ke mekah dengan menggunakan Onta, seperti kaum terdahulu, tidak menggunakan mobil, computer dan sebagainya, sehingga jelas konsistensinya, tidak setengah-setengah?", jawaban Ayah saya adalah,"Bahwa yang membuat menjadi perbedaan adalah apabila mengenai IBADAH, adapun terbang dengan pesawat, computer dan sebagainya adalah bagian dari perkembangan jaman dan teknologi, tetapi Ibadah harus mengacu kepada Perintah Allah dan tata cara yang diajarkan Rasulullah, karena syarat diterima amal ada 2, 1. Ikhlas karena Allah, 2. Dicontohkan oleh Rasulullah, adapun hanya salah satu terpenuhi, tidak akan diterima oleh Allah". Pemahaman saya, apabila sesuatu hal dilaksanakan dalam rangka ibadah kepada Allah, tetapi tidak mengikuti sunnah dan tata cara yang dicontohkan Rasulullah, maka itu bukanlah sebuah amalan ibadah, akhirnya menjadi bid'ah yang Rasulullah sangat takutkan terjadi kepada Ummat ini.

Disinilah kembali pentingnya Ilmu, karena tanpa pengetahuan yang pasti, kita hanya akan menjadi pengikut yang tidak tahu dasar yang kuat, kita menyangka ibadah, tetapi sesungguhnya adalah bid'ah. Adapun kejadian-kejadian di Lombok, bahkan di lingkungan tempat tinggal saya, dimana ayah saya dan teman-teman salafy diawasi dengan mata penuh curiga, karena ini adalah yang sangat baru di lingkungan tersebut, kemungkinan besar, terjadi kesalahpahaman, karena masih banyak yang beribadah di tanah air kita hanya dengan mengikuti tradisi turun temurun tanpa kemudian mengkaji di Al Quran dan Hadist. Sekalipun demikian, kita harus berhati-hati apabila sudah dikaitkan dalam kerangka Ibadah, tetap harus mengacu kepada Ikhlas untuk Allah dan tata cara oleh Rasulullah SAW.

Pribadi diri saya tidak ingin mengkritik golongan manapun, kita semua Ummat Rasulullah SAW, mengucapkan Tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah UtusanNya, apabila ada problema diantara kita Ummat ini, selesaikanlah dengan toleransi dan berdiskusi, dan berusaha mengkaji Islam dengan segala kebenarannya, inilah Religion, inilah our way of life, Islam, penyerahan diri total kepada Allah SWT.

Harapan saya, semoga tulisan ini dapat membuka wawasan lebih mengenai Salafus Sholeh bukan juga diartikan sebagai propaganda, kemudian membuat kita semakin bersemangat mencari Ilmu dan ridho Allah SWT, dan hanya kepadanyalah jiwa-jiwa ini, semua semesta ini akan kembali . Allahu 'alam bishowab

14.03.2009 (RLN)

Ustadz Lihan, refleksi Pengusaha Muslim

Mungkin beberapa diantara kita pernah mendengar namanya, pun secara pribadi saya belum mengenal beliau, hanya melalui sepak terjangnya dalam dunia bisnis, itupun melalui forum world wide web. Tulisan pertama yang saya baca adalah di blog seorang Pengusaha Indonesia Bapak Badroni Yuzirman, pemilik Manet busana muslim dan pendiri Komunitas TDA (Tangan di Atas). TDA sendiri adalah komunitas untuk jaringan para pengusaha muslim, kemungkinan nama tersebut diambil dari salah satu Hadist Rasulullah "Tangan di atas lebih baik dari tangan dibawah", menjadi optimisme tersendiri bagi anggotanya untuk mendapatkan predikat Tangan Di Atas tersebut. Kembali ke profil Ustadz Lihan, dari berbagai sumber, saya mencoba menarik benang merah yang insyaAllah dapat kita ambil pelajaran sebagai refleksi menjadi seorang pengusaha muslim.

"Dari 10 pintu rizki, 9 diantaranya adalah milik pengusaha", ucapan ini pernah saya dengar, adapun sumbernya saya kurang yakin apakah teks Hadist Rasulullah ataupun ucapan seorang bijak. Tapi demikian kenyataan, bahwa peringkat-peringkat orang terkaya di dunia hampir selalu ditempati oleh para pengusaha. Rasulullah sendiri adalah seorang pengusaha muda yang sangat luar biasa sukses, begitu juga dengan para sahabat-sahabat dikenal sebagai pengusaha-pengusaha besar yang dermawan. Inilah kelebihan yang dimiliki pengusaha, sebagai Tangan Di Atas, dapat dicintai oleh Allah dan masyarakat sekitar apabila menggunakan harta sesuai dengan petunjuk Al Quran dan Hadist, menjadi harta yang senantiasa barokah dan mengalir senantiasa kebaikan.

Pengusaha muslim, sayangnya di negara kita masih bisa disebut sangatlah jarang apabila dibandingkan dengan jumlah penduduk muslim yang ada, sekalipun ada, sangat jarang yang memiliki idealisme yang pure untuk kemashalatan ummat, sehingga terjadi ketimpangan besar, si kaya dan si miskin. Ada Pengusaha memiliki 40 mobil mewah, di simpang sana, tidur pengemis miskin dengan anak bayinya di emperan toko, ada anak pengusaha memiliki 10 Handphone, tidak jauh darinya, berdiri belasan anak dengan perut lapar dengan tangan menengadah meminta uang, dan iya, ini terjadi di sebuah negara kaya sumber daya alam dengan 90 persen penduduk Muslim. Tentu kita semua membaca di koran dan majalah, bagaimana seorang anak bunuh diri karena tidak dapat membayar uang sekolah, mungkin tidak 1 kilometer dari showroom Harley Davidson, dimana orang kaya sedang membelanjakan hartanya. Kejadian-kejadian memilukan inilah yang membuat kita sedih, menarik nafas panjang, tapi belum dapat melakukan apa-apa.
Ustad Lihan, begitu beliau biasa dipanggil, mengawali karirnya menjadi seorang guru bahasa inggris di solo pada tahun 1995-1998 dengan gaji 1500 rupiah sehari, jelas tidak mencukupi untuk kebutuhan sehari-hari, tetapi kecintaan terhadap ilmu dan hendak mengajarkan, menjadikan beliau dengan ikhlas menjalani pekerjaan ini setiap harinya. Kemudian pada tahun 1998 barulah mulai sedikit terbuka rizki itu, seorang pengusaha di jakarta mengajak bisnis dengan pola bagi hasil, bisnis berlian. Karena kejujuran, keikhlasan dan keuletan, bisnispun berjalan dengan baik dan lancar, sama seperti sahabat Abdurahman bin Auf, Ustadz Lihan merasakan betapa besar anugrah dari Allah, ketika Allah membukakan pintu rizki dunia kepada seseorang, maka terkumpullah uang 500 juta. Dengan uang tersebut, beliau gunakan untuk modal usaha bersama, tapi akhirnya tertipu dan hilanglah uang tersebut. Sempat down, tapi kemudian beliau melanjutkan untuk terus berusaha, mengharap rizki kepada sang Khalik. Maka Rahmat Allah lah, demikian ustadz Lihan sekarang memiliki 13 perusahaan yang bergerak di berbagai bidang dengan omset Miliaran. Bagi yang tertarik lebih lanjut mengenai biografi beliau dapat melihat di google, adapun saya ingin menitikberatkan kepada profilnya, yakni sebagai seorang pengusaha muslim.

Anda tentu tidak percaya apabila melihat sosok beliau, jiwanya dipenuhi kesederhanaan, menggunakan pakaian seadanya, bahkan tidak jarang apabila ada yang berkunjung ke rumahnya, akan mengira kalau dia adalah pembantu atau supir di rumah tersebut, tapi anda jangan kaget apabila pemuda ini menyumbangkan uang 3 Miliar dengan mudahnya untuk sebuah acara religi di Jakarta, pun beliau memperoleh penghargaan dari HIPMI (Himpunan Pengusaha Muda Indonesia) sebagai seorang pengusaha yang ikut membangun daerahnya.
Kesederhanaan adalah cerminan Ilmu, cerminan Hamba, begitulah sahabat Abdurahman bin Auf yang dalam sehari-harinya tidak berbeda dengan pegawainya, berpakaian dan pola hidup, tetapi bantuannya kepada Ummat dan Jihad Islam, jangan ditanya lagi, dengan mudah dia menyumbangkan harta bermiliar-miliar untuk kemashalatan Ummat. Ini juga Utsman bin Affan, Pengusaha besar, keturunan bangsawan kaya raya, menyumbangkan harta disaat Ummat muslim membutuhkan, tanpa mempedulikan nilainya, tapi adakah harta itu surut?, sebaliknya, Rahmat Allah turun terus menerus kepada Pengusaha-pengusaha semacam ini, bisnisnya lancar dan justru kekayaannya bertambah dan bertambah.

Sedekah adalah salah satu jalan pintu membuka Rizki, inilah pemahaman para sahabat, sehingga harta yang disedekahkan, yang jumlahnya membuat geleng-geleng kepala, yang jumlahnya bahkan tidak sampai akal, berbalik menjadi barokah dan senantiasa bertambah. Ustadz Lihan pun demikian, dalam sebuah kesempatan dia menceritakan, dia membuat sebuah restoran, tetapi senantiasa merugi, tapi dibiarkan, yang terpenting pegawainya dapat memiliki pekerjaan, tidak lama kemudian justru bangunan atas restoran tersebut disewa untuk usaha lain, sehingga akhirnya terbuka pintu rizki yang baru, sungguh hitungan Allah tidak yang mengetahui.
Bagaimana beliau ingin membeli line Pesawat Merpati menuju Kalimantan, untuk membantu sehingga tidak ada pegawai yang dipecat, inilah visi pengusaha muslim seharusnya, mencari keridhoan Allah untuk kemashalatan Ummat.

Tragis melihat kepala rumah tangga yang tiba-tiba PHK, anak banyak, masih kecil umurnya dan masih bersekolah, membutuhkan banyak biaya, terus dimana pengusaha muslim kita?, belanja tas Louis Vuitton di Paris?, bercanda di Crowne Plaza sambil menyeruput kopi seharga 50000 rupiah?, atau berplesiran di Singapur?, ini Ustadz Lihan, menyumbangkan miliaran untuk menciptakan pekerjaan baru, sehingga tangisan bayi kelaparan dapat sejenak berhenti. Tentunya banyak Ustadz-ustadz atau pengusaha semisal Ustadz Lihan, tapi jumlahnya terlalu sedikit, dibandingkan banyaknya kaum yang kurang beruntung, sedangkan penguasa sudah mulai melupakan rakyatnya, tidak jarang, justru merekalah yang berdiri di garis depan menyabot hak rakyatnya, ketimpangan pun terjadi. Teringat pesan Rasulullah, seiring akhir jaman begitu banyak penguasa menjual rakyatnya, apabila terjadi bersabarlah, pesan Rasulullah,"Sabar kalian terhadap Penguasa Dzalim, lakukanlah kewajiban kalian dan mintalah hak kalian kepada Allah".

Kesederhanaan, Awareness terhadap lingkungan , keinginan berkorban untuk kemashalatan orang banyak, harusnya menjadi teladan dan cita-cita setiap pengusaha muslim. Sehingga Indonesia, negara berpenduduk 220 juta, menjadi bangsa besar disegani. Akhir kata, wahai pengusaha muslim, bangkitlah!!

13.03.2009 (RLN)

Thursday, March 12, 2009

Sabar : Pintu menuju CintaNya

Sungguh inilah sifat penghias paling mulia yang dapat dimiliki seorang mukmin: Sabar, jika bisa dia ditimbang dengan gunung emas, maka perhiasan berupa kesabaran akan lebih indah dan cemerlang untuk dimiliki seorang muslim. Apalah arti manusia dengan berhiaskan permata dan sutera, jika berjalan dengan pongah sombong di atas bumi, niscaya dibenci manusia dan Robb yang menciptakan. Tapi perhatikan arti manusia berhiaskan sifat sabar, demi Allah, indah air wajahnya, menyenangkan semua yang memandang dan dijadikan panutan bagi semua makhluk, sekalipun hanya memiliki roti kering untuk makan setiap harinya. Terlebih dari cinta manusia kepadanya, maka Allah pun cinta kepada hamba yang sabar dan ikhlas, hendak apa kini dicari apabila cinta Allah telah melekat kapada seorang Hamba.

Inilah suri tauladan kita, Rasulullah SAW, yang sabar tatkala cobaan bertubi-tubi menghantam dirinya, padahal beliaulah cinta para manusia dan cinta Allah, hanya dengan mengangkat tangan ke langit dan meminta, tentulah diijabah doanya dengan serta merta. Bagaimana Rasulullah ditinggalkan orangtuanya semenjak dia kecil, masih butuh cinta dan kasih sayang, Ayahnya Abdullah, meninggal ketika beliau masih berada di perut Ibunya, Ibundanya Aminah meninggalkan beliau pada saat di masa-masa keterbutuhannya akan belaian kasih. Bagaimana perasaan kita, apabila ditempatkan dalam posisi seperti itu?, kehancuran di hati seorang bocah yang kecil, hendak menangis, tapi kemana tiada ayah dan bunda. Kemudian dirawat Rasulullah SAW oleh Kakeknya Abdul Muthalib, tidak lama kemudian pun, meninggalkan dirinya, sehingga berganti-gantilah keluarga yang menjaga dirinya. Bayangkan secara psikologis, hantaman-hantaman kehilangan ini, jika bukan karena sabar, sudah tentulah hancur mental dan fisik tersebut.

Pun ketika Allah menjadikan beliau sebagai Rasulullah, utusan Allah, benturan-benturan cobaan semakin menjadi-jadi, tapi beliau hadapi dengan kesabaran, mengharap cinta sang Khalik, senantiasa ucapannya,"Sesungguhnya aku adalah Hamba Allah, dan sungguh Allah tidak akan menyia-nyiakan Hamba-Nya". Tidak sedikit dari kalangan keluarganya menentang siar dakwah beliau, ada yang melempar dengan kotoran, ini utusan Allah, kepalanya dilempar kotoran Onta, demi melihat kejadian ini, menangis putri beliau. Perhatikan hinaan-hinaan orang-orang kafir Quraisy, menuduh dengan berbagai ucapan, seorang gila, seorang dukun, seorang pikun, ini Utusan Allah, manusia termulia dari awal sehingga akhir jaman, dipermainkan oleh kaumnya sendiri, sekalipun dirinya adalah keturunan bangsawan berkedudukan di mekah, tempat tinggalnya. Inilah Rasulullah SAW, sabar, tatkala manusia melempari, sedang beliau hanya ingin menyampaikan kebenaran, berita gembira dan peringatan, sehingga Malaikat menawarkan diri, untuk menghancurkan sampai rata dengan tanah semua penduduk kampung tersebut, apa jawab beliau,"Jangan lakukan, sesungguhnya mereka hanya belum mendapat petunjuk", Subhanallah, perhatikan Akhlak beliau, penerimaan beliau akan semua takdir Allah.

Inilah Nabiyullah Sulaiman, berdoa, meminta kekuasaan yang tidak akan dimiliki oleh manusia sebelum dan sesudah beliau, apa ucapan Rasulullah SAW,"Apalah hubunganku dengan dunia?..", inilah Nabiyullah Adam, yang diberikan semua kenikmatan di Surga, kecuali setitik larangan, tetapi akhirnya beliau jatuh kedalamnya, sedang Rasulullah meminta,"Jadikan sehari aku lapar, sehingga meminta kepada engkau ya Robb, jadikan aku sehari kenyang, sehingg dapat bersyukur kepadamu ya Robb..". Bayangkan cobaan, ketika Ibunda Aisyah Ummul Mukminin difitnah berzinah dengan Shafyan , hancur cinta yang telah dibina ini, keruh hati beliau yang lembut, sedang beliau utusan Allah yang mulia. Jika cobaan-cobaan beruntun ini ditimpakan kepada manusia ataupun kalangan Nabi sekalipun tentulah tidak kuat menahannya, tentunya sudah berteriak kalbu ini, meminta agar cobaan ini ditarik kembali, tapi apa ucapan Rasulullah SAW,"Sesungguhnya aku hanyalah Hamba Allah, tidak akan Allah menyia-nyiakan HambaNya".

Kesabaran, pintu menuju cinta Allah, penerimaan terhadap segala hiruk pikuk cobaan dunia, menjadikan manusia dengan sifat sabar menjadi sangat langka. Ada sekarang semua berlomba-lomba menggapai dunia, perhatikan Rasulullah, perhatikan tangisan Umar bin Khattab, tatkala melihat punggung Rasulullah yang berbekas karena tidur di alas yang keras, pada saat sepertiga dunia telah dibawah kekuasaan Islam. "Kenapa engkau menangis wahai Umar", tanya beliau, "Sungguh aku bersedih, tatkala Kaisar Romawi dan Raja Persia tidur di bantal mereka yang lembut, sedang engkau ya utusan Allah, aku dapatkan dengan keadaan yang sekarang", kata Umar,"ya Umar, tidakkah engkau rela, mereka mendapatkan dunia, sedangkan kita mendapat akhirat?, sungguh kita adalah yang lebih beruntung". Ini apa yang Rasulullah perbuat, ketika melihat negeri kita, Indonesia, berpendudukan muslim terbesar di dunia, tetapi perlombaan harta dan kekuasaan yang tidak habis-habisnya, namun demikian optimisme tetap ada, karena tetap ada sebagian kecil yang mengajak kepada yang amalan yang baik dan menentang kemungkaran, mungkin kesabaranlah pintu kemakmuran bangsa kita tercinta.

Semua yang wujud akan lenyap, semua kesedihan akan sirna, yang kekal hanyalah Allah. Semoga Allah menumbuhkan kesabaran kepada jiwa-jiwa ini, kepada hati-hati yang senantiasa gundah, sesungguhnya kita hanyalah Hamba Allah dan Allah tidak akan menyia-nyiakan HambaNya. Tidak perlu khawatir dengan perlakuan manusia dan penguasa, semua akan berakhir, luruh, lenyap..

"Dan Mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan Sholat. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu"(QS. Al Baqoroh ayat 45)

12.03.2009 (RLN)

Sirah Sahabat : Abdullah bin Abbas

Adalah Rasulullah SAW dalam kesibukan sebagai seorang suami, kepala negara, panglima jendral angkatan perang, duta besar dalam rangka berdakwah ke berbagai kabilah, bahkan hingga melewati jazirah arab sampai persia dan romawi adalah seorang yang tetap sangat memperhatikan generasi muda. Beliau memberikan perhatian khusus kepada sahabat-sahabat muda, mencintai, menasehati dengan penuh kelembutan dan kasih sayang, sehingga tidak jarang metode Rasulullah sudah diterapkan dalam dunia psikologi modern untuk anak. Inilah kisah sahabat mulia Abdullah bin Abbas, keponakan dari ummul mukminin, Maimunah binti Al-harits.

„Ya Ghulam, maukah kau mendengar beberapa kalimat yang sangat berguna?“ tanya Rasulullah kepada pemuda kecil tersebut.

„Jagalah (ajaran-ajaran) Allah, niscaya kamu akan mendapatkan Allah selalu menjagamu. Jagalah (larangan-larangan) Allah maka kamu akan mendapati Allah selalu dekat di hadapanmu. Kenalilah Allah dalam sukamu, maka Allah akan mengenali dalam dukamu. Bila kamu meminta, minatalah kepada Allah. Jika kamu butuh pertolongan, memohonlah kepada-Nya. Ketahuilah, semua hal telah selesai ditulis,“ sabda Rasulullah kemudian. Pemuda ini, Abdullah bin Abbas, mendengarkan tausiyah Rasulullah, mengamati bibir beliau dengan penuh perhatian, sehingga ilmu yang disampaikan dapat dihayati dengan pikiran dan hati.

Demikianlah dalam satu kali pertemuan dengan Rasulullah, begitu luas ilmu yang dapat Abdullah bin Abbas peroleh, sehingga tidaklah mengherankan, dia tumbuh dengan aliran ilmu, menjadikan keimanan yang menghujam dalam dada, keikhlasan yang kokoh, keberanian dan ghirah jihad sepanas , seluas padang pasir jazirah arab. Pun Abdullah bin Abbas adalah seorang penuntut ilmu yang penuh semangat, itulah karakter sahabat-sahabat Rasulullah yang terpatri, haus akan ilmu agama, dipenuhi takut dan harap akan cinta Allah SWT. Inilah karakter-karakter, jiwa, pribadi, yang namanya harum semerbak hingga akhir jaman kelak, Allah ridho kepada mereka, dan mereka ridho kepada Allah.

Suatu hari, Abdullah bin Abbas ingin melihat bagaimana Rasulullah melaksanakan sholat malam, maka dia pun menginap di rumah Rasulullah, sepanjang malam dia terjaga, agar tidak terlewati ketika Rasulullah hendak melaksanakan sholat malam. Ketika Rasulullah terbangun, disiapkan olehnya air, agar Rasulullah dapat berwudhu, demi melihat pemuda kecil ini, Rasulullah terharu, bangga, dielus rambutnya, didoakan,“Ya Allah, berikan dia keahlian dalam agama-Mu, dan ajarilah dia tafsir kitab-Mu“. Kemudian, sholat berjamaahlah pemuda ini dengan manusia paling mulia, suatu kenikmatan yang tidak ada bandingannya, adalah awalnya Abdullah berdiri sejajar dengan Rasulullah, tetapi hatinya berkata, tidaklah pantas untuknya sejajar dengan seorang Rasul Allah, maka mundurlah sedikit dirinya, tetapi Rasulullah menariknya, kemudian dia kembali untuk mundur. Ketika selesai sholat, ditanyakan, kenapa dia berbuat demikian. „Wahai kekasih Allah dan manusia, tidak pantas kiranya aku untuk berdiri sejajar dengan utusan Allah,“jawab Abdullah bin Abbas, Rasulullah tersenyum, dengan senyuman yang menenangkan setiap jiwa, kemudian mendoakan kembali untuk Abdullah bin Abbas dengan doa yang sama.

Ketika Rasulullah SAW wafat, umur Abdullah bin Abbas 13 tahun, sungguh, kesedihan dan kehilangan penuh sempurna di hatinya, adalah manusia yang dicintainya dipanggil kembali ke Rahmat Allah, sehingga air mata menetes, lemah lunglai tubuhnya ketika mendengar kabar tersebut. Tetapi perasaan tidak boleh selalu diikuti, inilah kepribadian yang luar biasa, kepribadian pejuang mulia, kepribadian yang diajarkan di majelis Rasulullah SAW. Maka dihapus air mata, dia kuatkan hati untuk tetap melanjutkan perburuan dalam ilmu. Abdullah bin Abbas mendatangi sahabat-sahabat senior Rasulullah, setiap rumah didatangi, untuk bertanya akan sabda-sabda, sunnah dari Rasulullah SAW. Adakalanya terkadang, dia harus tertidur di depan rumah para sahabat, karena malamnya hari dan keengganan mengganggu tuan rumah. Bayangkan, pemuda berumur 13 tahunan, ghirah mencari ilmu, berjalan dari rumah ke rumah, dari kampung ke kampung, tidur beralaskan tanah untuk mencari sabda Rasulullah yang mulia, kita semua berhutang kepada pejuang-pejuang seperti ini, dengan semangat inilah hadist-hadist, tafsir, masih dapat kita baca dan nikmati, semoga Allah meridhoi mujahid-mujahid ilmu ini.

Demikianlah karena kecintaan terhadap ilmu sejak usia belia, dijuluki dirinya oleh kaum Quraisy „Pemuda tua“, karena antara ilmu dan usia yang tidak sebanding, bahkan Umar bin Khattab banyak menanyakan permasalahan-permasalahan ummat kepadanya. Sekalipun penuh ilmu, sifat beliau pun penuh santun kepada yang lebih tua, adapun apabila dalam suatu majelis atau forum terjadi perdebatan, maka kesimpulan terakhir akan ditanyakan kepadanya. Pada masa khalifah Utsman, Ibnu Abbas bertugas berjihad ke Afrika Utara, di bawah pimpinan Abdullah bin Abi Sarh, berangkat dia sebagai juru dakwah dan mujahid. Pada masa kepemimpinan Ali bin Abi Thalib, terjadi peperangan dan musibah perpecahan, Abdullah bin Abbas menawarkan diri sebagai utusan untuk berdialog, sehingga lebih dari 15000 khawarij memenuhi panggilan Allah untuk kembali ke jalan yang benar. Adalah peristiwa perpecahan ummat pada saat kepemimpinan Ali bin Abi Thalib adalah bagian dari sabda Rasulullah, dan sesungguhnya semua sahabat yang berilmu telah mengetahui kejadian tersebut. InsyaAllah bahasan ini dalam Fitnah akhir jaman dibahas lebih dalam.

Begitulah senantiasa hidup Abdullah bin Abbas, ilmu, ilmu dan ilmu, beribadah dengan ilmu, memberikan kesegaran kepada jiwa manusia dengan ilmu, memberikan cahaya kepada gelapnya hati, memberikan setetes air embun kepada teriknya kalbu, menaburkan kesan kepada segenap manusia, akhlak seorang mukmin. Ibnu Abbas meninggal pada usia 71 tahun, Abu hurairah menggambarkan kehilangan ini dengan ucapan,“Hari ini telah wafat ulama umat“. Semoga Allah memberikan penggantinya.

11.03.2009 (RLN)

Sunday, April 15, 2007

Gadis, Yang Percaya Impian

untuk Sari S

terkadang muncul tanya dalam benak
apa yang kau cari lagi, wahai Gadis?
semua penuh harap kala di hadap-mu
terkagum akan kuat dan gigih juang-mu

bukankah sudah terbukti eksistensi-mu?
bahkan mengundang decak kagum setiap pendengar
apa yang kau sembunyikan di renung-mu?
apa yang kau harap dalam do’a-mu?

merajut impian tutur-mu selalu
yang akhirnya membawa-mu pergi
terkadang jauh dari halaman cinta
yang senantiasa berharap kepulangan Gadis-nya

merajut impian tutur-mu kembali
yang akhirnya meneteskan airmata di pipi-mu
kelelahan melanda sekujur tubuh-mu
dan kesendirian menjadi sahabat setia-mu

terkadang muncul tanya dalam benak
apa yang kau cari lagi, wahai Gadis?
mentari tengah bersinar di pekarangan cinta
indah berwarna warni dan harum aroma-nya

kau tukar bahagia dengan keringat
kau tukar manja dengan airmata
kau tukar peluk dengan sepi
kenapa tanya-ku?

aku ada, karena aku memiliki impian
begitu berontak-mu ketika aku kembali bertanya
aku bernafas, karena rajutan mimpi-ku
aku ada, untuk realisasi mimpi-ku

aku lelah, tapi aku akan kembali kuat
aku menangis, tapi aku bisa menyeka butiran air mata ini
aku pergi , tapi suatu hari aku pasti akan kembali
aku sendiri, salah!!, aku tidak pernah sendiri, mimpi ini nyata

biar aku lakukan ini, sahabat..
begitu pinta-mu
cobaan dan rintangan bisa menghancurkan fisik ini
tapi aku akan kembali seperti sedia kala

tapi apabila aku mencampakkan mimpi ini
aku telah mencampakkan hidup itu sendiri

aku diam..
aku sadar kini, aku salah

kata-kata yang aku siapkan
rapi tersusun penuh kekuatan
lenyap semua tertelan kembali
aku sungguh merasa kerdil

memory-ku terbang
hinggap pada masa Rasulullah dan para sahabat-nya
dimana eksistensi hidup hadir
tatkala impian mereka tercapai

barangsiapa memiliki mimpi
percayalah pada impian itu
berusahalah wujudkan
Semoga Allah bersama kalian, duhai pejuang-pejuang mulia..

Darmstadt, 15.04.2007


RLN

Tawakal

Ibnu Abbas ra. Berkata,”(Hasbunallahu wa ni’mal wakil) Allah yang mencukupi kami dan Dia-lah sebaik-baik tempat menyerahkan urusan, adalah kalimat yang diucapkan Nabi Ibrahim as. ketika dilemparkan ke dalam Api. Juga diucapkan oleh Nabi Muhammad saw. Ketika orang-orang berkata,”Sesungguhnya, orang-orang (kafir) berkumpul (untuk menyerangmu), maka takutlah kepada mereka”. Namun, keimanan para sahabat ra. semakin kuat mereka mengucapkan,”Hasbunallahu wa ni’mal wakil.” (H.R.Bukhari)

Dalam perjalanan kehidupan sudah pasti kita akan menghadapi pelbagai masalah, dimulai dari masalah yang kecil sampai masalah yang rumit dan pelik. Salah satu hadist di atas diriwayatkan oleh Imam Bukhari menceritakan mengenai kisah Nabi Ibrahim as dan kisah para sahabat, yang ketika tantangan super besar menghadang jelas-jelas di depan mata, mereka mengucapkan dengan penuh keyakinan mengucapkan Hasbunallahu wa ni’mal wakil (Allah yang mencukupi kamu dan Dia-lah sebaik-baik tempat menyerahkan urusan).

Dalam kisahnya, tatkala Nabi Ibrahim as. hendak dilemparkan ke dalam api yang menyala-nyala oleh orang-orang kafir, datanglah Malaikat Jibril kepada beliau, ditanyakan kepada Nabi Ibrahim,”Maukah engkau apabila aku padamkan api itu untukmu wahai Nabi Allah??”, Nabi Ibrahim membalas bertanya,”Apakah engkau datang karena perintah Allah, ataukah karena keinginanmu sendiri?”, “Karena keinginanku”,demikian jawab Jibril. “Maka pergilah, aku tidak membutuhkan pertolonganmu, Hasbunallahu wa ni’mal wakil”. Nabi Ibrahim hanyalah menginginkan pertolongan dan keputusan Allah SAW.

Kisah para sahabatpun demikian, tatkala orang-orang kafir berkumpul dalam jumlah yang luar biasa banyak menghadang di depan mata, lengkap dengan panji-panji perang, peralatan militer dan kuda-kuda pilihan. Sedangkan pihak kaum Muslimin berjumlah tidak terlalu besar dengan peralatan seadanya, mereka tetap memandang lurus kedepan tanpa sedikitpun hati bergetir untuk pergi meninggalkan medan peperangan, Hasbunallhu wa ni’mal wakil, sesungguhnya kami pergi berperang hanyalah untuk menegakkan kalimat “Tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah Rasulullah”, apakah kelak kemenangan yang Allah anugrahkan ataukah kematian, kembali serahkan kepada Allah SAW.

Dari kisah-kisah tersebut, dapatlah kita melihat, bahwasan yang terpenting bukanlah kemenangan atau kekalahan atau kesuksesan atau kegagalan, tetapi yang terpenting adalah semua yang dilakukan untuk mencari Keridhoan Allah. Bahwa niat mencari keridhoan Allah harus diletakkan diatas segala-galanya, karena apalah gunanya kemenangan apabila diperoleh dengan “menikam” hak orang lain, apalah guna kesuksesan apabila didapatkan dengan kezhaliman?.

Seorang sahabat menulis dengan ungkapan cukup indah dalam blog nya, “Hidup untuk Allah, …belajar untuk Allah, …bekerja untuk Allah, menikah untuk Allah, …memiliki anak untuk Allah dan pastikan Mati juga untuk Allah”.

Salah satu kisah sedih terdapat dalam Hadist, ketika anak laki-laki Rasulullah meninggal dunia, mengalirlah air mata Rasulullah, Beliau adalah seorang yang penuh rasa cinta dan kasih sayang, maka kesedihan sungguh tidak dapat disembunyikan dari wajah beliau apabila hatinya sedang berduka. Para sahabat kemudianbertanya,”Engkau juga menangis wahai Rasulullah?”,”Kasih sayang dan cinta adalah fitrah manusia, tetapi ketika kesedihan melanda diri, kita tetap harus mengucapkan sesuatu yang membuat ROBB ridho” jawab Rasulullah.

Hidup tidak selama nya penuh kebahagiaan, tidak selalu pelangi berwarna-warni, tidak selalu bunga-bunga bermekaran, tidak selama nya cinta bersemi, ada saat-saat kesedihan, ada saat-saat Hati menjadi teramat sangat lelah karena problematika-problematika kehidupan, tetapi..ingatlah, perbuatan dan ucapan haruslah yang membuat Robb ridho kepada kita.

Semoga Allah menggolongkan kita dalam golongan orang-orang yang bertawakal, semoga Allah melembutkan hati kita dan melapangkan dada kita dalam setiap cobaan dan rintangan, sehingga apa yang keluar dari mulut kita sebesar apapun permasalahan adalah, Hasbunallahu wa ni’mal wakil, Allah yang mencukupi kami dan Dia-lah sebaik-baik tempat menyerahkan urusan…


Darmstadt, 14.04.2007


RLN


*Berbekallah.., sesungguhnya bekal yang paling utama adalah takwa (SMS Ayahanda)

Tuesday, November 21, 2006

Thalhah bin Ubaidillah

Memang sudah sangat sepantasnyalah bahwa generasi sahabat-sahabat Rasulullah SAW adalah generasi terbaik yang pernah menginjakkan kaki di bumi fana ini. Mereka dibimbing langsung oleh Rasulullah, di hadapkan oleh cobaan-cobaan super berat kala itu, menjadikan iman yang tertanam sangat dalam menghujam ke dada. Thalhah bin Ubaidillah adalah salah satu diantara sahabat mulia ini, seorang pecinta Allah dan Rasulullah, sehingga tidak adalah yang lebih ditakuti dan dikhawatirkan olehnya kecuali kala kekasihnya disakiti atau terluka.

Thalhah bin Ubaidillah adalah seorang pemuda Quraisy, seperti para pemuda Quraisy lainnya, pilihan hidup Thalhah adalah menjadi pedagang, bersama kafilah dagang lain, ia biasa bepergian ke Syam. Meskipun masih muda, Thalhah sangat cerdik dan pintar, sehingga bisa mengalahkan para pedagang yang lebih tua lainnya.

Setiba di Bushra, sebuah kota di wilayah Syam, terjadilah peristiwa yang menarik yang dialami oleh Thalhah. Dari sinilah titik awal perubahan dalam kehidupan Thalhah bin Ubaidillah.
Seorang pendeta berteriak-teriak,”Wahai pedagang sekalian, adakah tuan-tuan yang berasal dari kota Mekah?”
Kebetulan Thalhah berdiri tidak jauh dari Pendeta tersebut, segera ia menghampiri,”Ya, aku penduduk kota Mekah.”
“Sudah munculkah di tengah-tengah kalian orang yang bernama Ahmad?”, tanya pendeta tersebut.
“Ahmad yang mana?”.
“Ahmad bin Abdullah bin Abdul Muthalib. Bulan ini pasti muncul sebagai penutup para Nabi. Kelak ia akan hijrah ke negerimu, pindah dari negeri batu-batu Hitam yang banyak pohon kurmanya. Ia akan pindah ke negeri yang subur makmur, memancarkan air dan garam, sebaiknya engkau segera menemuinya anak muda,” sambung pendeta itu.

Ucapan pendeta itu sangat membekas di hati Thalhah, segera dengan terburu-buru, ia mengarah pulang menuju mekah. Tak dihiraukan kafilah dagang yang masih sibuk di pasar itu.

Sesampai di Mekah, bertanya ia kepada keluarganya,“Adakah peristiwa penting yang terjadi setelah aku meninggalkan Mekah?.“
„Ada. Muhammad bin Abdullah mengatakan dirinya Nabi. Abu Bakar mempercayainya dan mengikuti dirinya.“

Segeralah ia menemui Abu Bakar dan menanyakan kebenaran berita tersebut. Tatkala ia bertemu Abu Bakar, Abu Bakar membenarkan semua peristiwa itu, begitu juga dengan keimanan beliau kepada Rasulullah Muhammad. Usai mendengarkan cerita Abu Bakar, Thalhah pun menceritakan kisahnya dengan Pendeta di negeri Syam. Setelah mendengar cerita Thalhah, segeralah mereka berdua menemui Rasulullah SAW.

Ketika bertemu Rasulullah, maka beliau menjelaskan tentang Islam, tentang kebaikan dunia dan Akhirat serta membaca beberapa ayat Al qur’an. Demi setelah mendengar kata-kata dan penjelasan Rasulullah, tenanglah dan lapanglah dada Thalhah, dengan serta merta ia mengatakan,“Sungguh aku bersaksi Tiada Tuhan selain Allah dan engkau Muhammad adalah Rasulullah“. Mulai detik itu, tidak adalah wajah yang lebih dicintai untuk dipandang kecuali Rasulullah, tiada kata-kata, kecuali yang keluar dari mulut Rasulullah, agama ini dicintai lebih dari Hidupnya sendiri.

Ketika mendengar berita keislaman Thalhah, maka seluruh Keluarganya dan Ibunya kaget luar biasa, mereka berusaha membujuk Thalhah untuk kembali ke agama nenek moyangnya, tetapi pendirian Thalhah laksana batu karang yang teguh. Bahkan Ibunda Thalhah tidak segan-segan menyiksa anaknya, mengikatnya, memukulinya, dibawa sepanjang jalan. Suatu saat, ketika penyiksaan kepadaThalhah berlangsung, adalah Abu Bakar didekatnya, oleh salah seorang laki-laki bernama Naufal bin Khuilit yang dijuluki Singa Quraisy mengikat mereka berdua menjadi satu dan disiksa.

Hari-hari terus berlalu. Peristiwa saling sambung menyambung. Cobaan yang dihadapi bukanlah surut tetapi justru bertambah berat. Tetapi bakti Thalhah dalam berjuang dalam barisan kaum Muslimin justru semakin bertambah mantap, bertambah besar.

Dalam peperangan Uhud, saat itu barisan kaum Muslimin terpecah belah, yang tersisa di sisi Rasulullah hanyalah 11 orang Anshar dan Thalhah dari Muhajirin. Rasulullah mengawal mereka, tetapi dihadang oleh kaum Musyrikin.
„Siapa berani melawan mereka, akan menjadi sahabatku kelak di surga,“ Seru Rasulullah
„Aku, wahai Rasulullah“, jawab Thalhah
„Tidak!, engkau tetap pada posisimu“, tegas Rasulullah
„Aku, ya Rasulullah“, kata seorang Anshar
„Ya, majulah“.
Prajurit Anshar itu maju dan berusaha melawan pasukan Musyrikin, tetapi karena kekuatan tidak berimbang, maka sahabat itu menemui syahidnya.
„Siapa yang berani melawan mereka?“seru Rasulullah lagi
„Aku, wahai Rasulullah“, Jawab Thalhah
„Tidak, engkau tetap di tempatmu“.
Lalu prajurit Anshar menggantikannya, dan prajurit itupun menemui syahidnya. Sampai beberapa kali peristiwa itu terjadi, dan selalu lah Thalhah yang pertama kali menyahut seruan Rasulullah. Sehingga tibalah saatnya beliau maju dan bertempur menghadapi musuh-musuh. Beliau berperang dengan penuh semangat dan keberanian, berusaha melindungi Rasulullah jangan sampai kaum Musyrikin mendekati beliau. Kemudian Thalhah kembali ke dekat Rasulullah, diwajahnya berlumuran darah, giginya banyak yang patah, bibirnya sobek, darah mengalir di sekujur tubuhnya. Tetapi beliau terus berusaha melindungi Rasulullah, seakan-akan tidak rela tubuh kekasihnya dilukai walau cuma sedikit.

Saat itu Abu Bakar dan Abu Ubaidah bin Jarrah berada agak jauh dari Rasulullah, kemudian setelah mendekat, berkata Rasulullah,“Aku tidak apa-apa, bantulah sahabat kalian Thalhah bin Ubaidillah“.
Keduanya segera bergegas mencari Thalhah, ketika ditemukan, sungguh tubuhnya penuh dengan luka, tidak kurang dari tujuh puluh sembilan luka tebasan pedang berada di tubuhnya. Pergelangan tangannya putus sebelah. Sehingga mereka mengira Thalhah telah menemui Syahidnya. Tetapi ternyata Thalhah masih Hidup.

Sejak saat itu apabila orang-orang membicarakan tentang perang Uhud, maka dikatakan lah bahwa perang hari itu adalah perang milik Thalhah seluruhnya. Bahkan Rasulullah memberikan gelar kepadanya dengan mengatakan,“Siapa yang ingin melihat orang berjalan di muka bumi setelah syahidnya, lihatlah Thalhah“.

Pun demikian beliau tidaklah sombong, bahkan beliau terkenal dengan kepemurahan Hatinya. Suatu hari ia berdagang dan membawa keuntungan sebanyak 700.000 Dirham. Malamnya ia terlihat resah dan gelisah, melihat hal itu istrinya Ummu Kultsum bertanya,“Adakah kesalahan yang kami lakukan?“. „Tidak, hanya saja pikiran aku terganggu. Aku ingin tidur, sedangkan masih banyak harta yang menumpuk di rumah ini“. „Janganlah risau, besok bagikanlah harta tersebut kepada yang membutuhkan“. Demi mendengar ucapan istrinya yang menenangkan, hilanglah resah gelisah, karena ia sudah mengetahui dengan jelas apa yang ia akan lakukan esok paginya.

Demikianlah kisah Thalhah bin Ubaidillah, cahaya kebenaran telah terpancar di mata hatinya, sehingga meninggalkan bujukan keluarga dan ibunya untuk berjalan menuju Robb dan Rasulullah. Menerima „hadiah“ 70 luka pada perang Uhud, hanya untuk melindungi kekasihnya. Tidak bisa tidur nyenyak dikarenakan harta yang menumpuk di rumahnya. Terkadang hati berharap, tidak perlu lah hingga terluka ataupun menderita, supaya hati dimudahkan dalam berinfak di jalan Allah, ataupun terbuka hati nurani para pejabat dan pengusaha di indonesia melihat fakir miskin anak terlantar di jalan-jalan ibukota cukuplah. Tetapi kenyataan, terkadang yang dipikirkan ketika hendak tidur adalah bagaimana menimbun uang lebih banyak lagi di Deutsche Bank, Swiss Bank, Bank Indonesia atau memiliki rumah lebih besar lagi, mobil lebih mewah. Mudah-mudahan diri hamba ini dan kita semua bisa belajar dari kisah Thalhah bin Ubaidillah „Syahid yang Hidup“.

21.11.2006,

RLN