Friday, March 13, 2009

Tanggapan singkat : Gatra.com „Hikmah Dakwah Salafiyah“

Cukup tersentak membaca judul Gatra.com hari ini, menceritakan tentang fenomena berkembangnya dakwah Salafiyah di Indonesia, juga bisa mengerti akan kekhawatiran penulis, yakni Ustadz Ja'far Umar Thalib, bahwa beberapa kalangan akhirnya memberikan penilaian sendiri terhadap dakwah Salafiyah, sebuah aliran sesat, sangat disayangkan. Seperti penjelasan Ustadz Ja'far Umar Thalib, adalah Salafiyah dari asal kata Salafus Shaleh, arti: Pendahulu kita yang saleh. Pengikutnya berusaha semaksimal mungkin mengikuti para Pendahulu yang saleh, dimulai ajaran dari Rasulullah SAW yang mulia, para Sahabat yang diridhoi oleh Allah dan mereka ridho kepadaNya, kemudian tabi'in selanjutnya mengikuti tabi'it tabi'in. Dalam kalimat lain, para pengikutnya berusaha melaksanakan sunnah Rasulullah SAW dengan sebenar-benarnya.

Saya sendiri adalah orang awam mengenai dunia Islam, dalam arti segala macam paham/aliran perbincangan seputar agama ini, disini saya hanya berusaha menyampaikan apa yang saya ketahui sedikit mengenai Salafy, karena ada sedikit hati kecil yang pilu, dimana dua orang dari guru saya adalah dari Salafy, dan kurang rela hati ini, jika disebutkan, seperti yang terjadi di Lombok, salafy adalah aliran sesat. Semoga apa yang saya tuliskan bisa menjadi penerang bagi pembaca, setidaknya tidak dengan serta merta memberikan cap buruk kepada Salafy.
Adapun seingat saya golongan ini tidak pernah menyebut dirinya salafy, tetapi itu adalah paham untuk memudahkan, Salafus Shaleh, para pendahulu yang soleh, berusaha melaksanakan ibadah dan pola hidup disesuaikan dengan para penduhulu yang soleh, sesuai dengan kemurnian Al Quran dan Hadist Rasulullah SAW, yang kemudian akhirnya dikenal sekarang ini dengan sebutan Salafy. Salafy berusaha melaksanakan segala bentuk sunnah yang para Salafus Shaleh lakukan, yang tentunya mencontoh dari Rasulullah SAW dengan dalil yang kuat.

Saya akan memberikan sebuah contoh konkrit, Isbal /celana di atas mata kaki. Hampir semua pengikut Salafy menggunakan celana yang di atas mata kaki, bukan karena ingin punya trend baru, tetapi ada hadist Rasulullah di balik perkara ini, "Jauhilah olehmu isbal, karena ia termasuk kesombongan." (HR. Abu Dawud dan Turmudzi dengan sanad yang shahih), sedangkan seperti kita ketahui bersama mengenai larangan dan bahaya untuk menyombongkan diri. Kemudian sunnah berjenggot dan menipiskan kumis, itupun mengacu kepada sunnah Rasulullah dengan Hadist yang shahih. Kita tidak boleh mengatakan ini aliran sesat dikarenakan pelaksanaan sunnah, apa alasan kita?, ini adalah sunnah Rasulullah SAW, sungguh tegakah hati kita kepada Nabi kita Muhammad SAW, jika mengatakan ini sebuah kesesatan.

Adapun terjadi dialog antara saya dan ayah saya, yang mempelajari Islam dengan paham Salafus Shaleh. Banyak cobaan yang tertimpa kepada Ayah saya setelah menekuni dakwah Salafiyah, ini dikatakan aliran sesat, aliran keras, tidak toleran dan sebagainya. Masa akhir bekerja di kantor, seperti siksaan berat, kawan-kawan mulai menjauhi, atasan takut dengan perubahan ini, penampilan menggunakan jenggot tebal dan celana di atas lutut menjadikan ayah saya sebagai sosok ekstrimis. Tapi demikian sunnah, kebenaran tetap sebuah kebenaran, sekalipun cuma satu orang yang melaksanakan. Saya bertanya kepada Ayah saya, "kenapa Salafy berusaha melaksanakan ajaran seperti kaum terdahulu, hampir segala hal disebut bid'ah, melakukan ini bid'ah, melakukan itu pun juga bid'ah?, apabila memang ingin mengembalikan kepada tradisi kaum terdahulu, kepada tidak konsisten, pergi ke mekah dengan menggunakan Onta, seperti kaum terdahulu, tidak menggunakan mobil, computer dan sebagainya, sehingga jelas konsistensinya, tidak setengah-setengah?", jawaban Ayah saya adalah,"Bahwa yang membuat menjadi perbedaan adalah apabila mengenai IBADAH, adapun terbang dengan pesawat, computer dan sebagainya adalah bagian dari perkembangan jaman dan teknologi, tetapi Ibadah harus mengacu kepada Perintah Allah dan tata cara yang diajarkan Rasulullah, karena syarat diterima amal ada 2, 1. Ikhlas karena Allah, 2. Dicontohkan oleh Rasulullah, adapun hanya salah satu terpenuhi, tidak akan diterima oleh Allah". Pemahaman saya, apabila sesuatu hal dilaksanakan dalam rangka ibadah kepada Allah, tetapi tidak mengikuti sunnah dan tata cara yang dicontohkan Rasulullah, maka itu bukanlah sebuah amalan ibadah, akhirnya menjadi bid'ah yang Rasulullah sangat takutkan terjadi kepada Ummat ini.

Disinilah kembali pentingnya Ilmu, karena tanpa pengetahuan yang pasti, kita hanya akan menjadi pengikut yang tidak tahu dasar yang kuat, kita menyangka ibadah, tetapi sesungguhnya adalah bid'ah. Adapun kejadian-kejadian di Lombok, bahkan di lingkungan tempat tinggal saya, dimana ayah saya dan teman-teman salafy diawasi dengan mata penuh curiga, karena ini adalah yang sangat baru di lingkungan tersebut, kemungkinan besar, terjadi kesalahpahaman, karena masih banyak yang beribadah di tanah air kita hanya dengan mengikuti tradisi turun temurun tanpa kemudian mengkaji di Al Quran dan Hadist. Sekalipun demikian, kita harus berhati-hati apabila sudah dikaitkan dalam kerangka Ibadah, tetap harus mengacu kepada Ikhlas untuk Allah dan tata cara oleh Rasulullah SAW.

Pribadi diri saya tidak ingin mengkritik golongan manapun, kita semua Ummat Rasulullah SAW, mengucapkan Tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah UtusanNya, apabila ada problema diantara kita Ummat ini, selesaikanlah dengan toleransi dan berdiskusi, dan berusaha mengkaji Islam dengan segala kebenarannya, inilah Religion, inilah our way of life, Islam, penyerahan diri total kepada Allah SWT.

Harapan saya, semoga tulisan ini dapat membuka wawasan lebih mengenai Salafus Sholeh bukan juga diartikan sebagai propaganda, kemudian membuat kita semakin bersemangat mencari Ilmu dan ridho Allah SWT, dan hanya kepadanyalah jiwa-jiwa ini, semua semesta ini akan kembali . Allahu 'alam bishowab

14.03.2009 (RLN)

No comments: