Thursday, March 12, 2009

Sabar : Pintu menuju CintaNya

Sungguh inilah sifat penghias paling mulia yang dapat dimiliki seorang mukmin: Sabar, jika bisa dia ditimbang dengan gunung emas, maka perhiasan berupa kesabaran akan lebih indah dan cemerlang untuk dimiliki seorang muslim. Apalah arti manusia dengan berhiaskan permata dan sutera, jika berjalan dengan pongah sombong di atas bumi, niscaya dibenci manusia dan Robb yang menciptakan. Tapi perhatikan arti manusia berhiaskan sifat sabar, demi Allah, indah air wajahnya, menyenangkan semua yang memandang dan dijadikan panutan bagi semua makhluk, sekalipun hanya memiliki roti kering untuk makan setiap harinya. Terlebih dari cinta manusia kepadanya, maka Allah pun cinta kepada hamba yang sabar dan ikhlas, hendak apa kini dicari apabila cinta Allah telah melekat kapada seorang Hamba.

Inilah suri tauladan kita, Rasulullah SAW, yang sabar tatkala cobaan bertubi-tubi menghantam dirinya, padahal beliaulah cinta para manusia dan cinta Allah, hanya dengan mengangkat tangan ke langit dan meminta, tentulah diijabah doanya dengan serta merta. Bagaimana Rasulullah ditinggalkan orangtuanya semenjak dia kecil, masih butuh cinta dan kasih sayang, Ayahnya Abdullah, meninggal ketika beliau masih berada di perut Ibunya, Ibundanya Aminah meninggalkan beliau pada saat di masa-masa keterbutuhannya akan belaian kasih. Bagaimana perasaan kita, apabila ditempatkan dalam posisi seperti itu?, kehancuran di hati seorang bocah yang kecil, hendak menangis, tapi kemana tiada ayah dan bunda. Kemudian dirawat Rasulullah SAW oleh Kakeknya Abdul Muthalib, tidak lama kemudian pun, meninggalkan dirinya, sehingga berganti-gantilah keluarga yang menjaga dirinya. Bayangkan secara psikologis, hantaman-hantaman kehilangan ini, jika bukan karena sabar, sudah tentulah hancur mental dan fisik tersebut.

Pun ketika Allah menjadikan beliau sebagai Rasulullah, utusan Allah, benturan-benturan cobaan semakin menjadi-jadi, tapi beliau hadapi dengan kesabaran, mengharap cinta sang Khalik, senantiasa ucapannya,"Sesungguhnya aku adalah Hamba Allah, dan sungguh Allah tidak akan menyia-nyiakan Hamba-Nya". Tidak sedikit dari kalangan keluarganya menentang siar dakwah beliau, ada yang melempar dengan kotoran, ini utusan Allah, kepalanya dilempar kotoran Onta, demi melihat kejadian ini, menangis putri beliau. Perhatikan hinaan-hinaan orang-orang kafir Quraisy, menuduh dengan berbagai ucapan, seorang gila, seorang dukun, seorang pikun, ini Utusan Allah, manusia termulia dari awal sehingga akhir jaman, dipermainkan oleh kaumnya sendiri, sekalipun dirinya adalah keturunan bangsawan berkedudukan di mekah, tempat tinggalnya. Inilah Rasulullah SAW, sabar, tatkala manusia melempari, sedang beliau hanya ingin menyampaikan kebenaran, berita gembira dan peringatan, sehingga Malaikat menawarkan diri, untuk menghancurkan sampai rata dengan tanah semua penduduk kampung tersebut, apa jawab beliau,"Jangan lakukan, sesungguhnya mereka hanya belum mendapat petunjuk", Subhanallah, perhatikan Akhlak beliau, penerimaan beliau akan semua takdir Allah.

Inilah Nabiyullah Sulaiman, berdoa, meminta kekuasaan yang tidak akan dimiliki oleh manusia sebelum dan sesudah beliau, apa ucapan Rasulullah SAW,"Apalah hubunganku dengan dunia?..", inilah Nabiyullah Adam, yang diberikan semua kenikmatan di Surga, kecuali setitik larangan, tetapi akhirnya beliau jatuh kedalamnya, sedang Rasulullah meminta,"Jadikan sehari aku lapar, sehingga meminta kepada engkau ya Robb, jadikan aku sehari kenyang, sehingg dapat bersyukur kepadamu ya Robb..". Bayangkan cobaan, ketika Ibunda Aisyah Ummul Mukminin difitnah berzinah dengan Shafyan , hancur cinta yang telah dibina ini, keruh hati beliau yang lembut, sedang beliau utusan Allah yang mulia. Jika cobaan-cobaan beruntun ini ditimpakan kepada manusia ataupun kalangan Nabi sekalipun tentulah tidak kuat menahannya, tentunya sudah berteriak kalbu ini, meminta agar cobaan ini ditarik kembali, tapi apa ucapan Rasulullah SAW,"Sesungguhnya aku hanyalah Hamba Allah, tidak akan Allah menyia-nyiakan HambaNya".

Kesabaran, pintu menuju cinta Allah, penerimaan terhadap segala hiruk pikuk cobaan dunia, menjadikan manusia dengan sifat sabar menjadi sangat langka. Ada sekarang semua berlomba-lomba menggapai dunia, perhatikan Rasulullah, perhatikan tangisan Umar bin Khattab, tatkala melihat punggung Rasulullah yang berbekas karena tidur di alas yang keras, pada saat sepertiga dunia telah dibawah kekuasaan Islam. "Kenapa engkau menangis wahai Umar", tanya beliau, "Sungguh aku bersedih, tatkala Kaisar Romawi dan Raja Persia tidur di bantal mereka yang lembut, sedang engkau ya utusan Allah, aku dapatkan dengan keadaan yang sekarang", kata Umar,"ya Umar, tidakkah engkau rela, mereka mendapatkan dunia, sedangkan kita mendapat akhirat?, sungguh kita adalah yang lebih beruntung". Ini apa yang Rasulullah perbuat, ketika melihat negeri kita, Indonesia, berpendudukan muslim terbesar di dunia, tetapi perlombaan harta dan kekuasaan yang tidak habis-habisnya, namun demikian optimisme tetap ada, karena tetap ada sebagian kecil yang mengajak kepada yang amalan yang baik dan menentang kemungkaran, mungkin kesabaranlah pintu kemakmuran bangsa kita tercinta.

Semua yang wujud akan lenyap, semua kesedihan akan sirna, yang kekal hanyalah Allah. Semoga Allah menumbuhkan kesabaran kepada jiwa-jiwa ini, kepada hati-hati yang senantiasa gundah, sesungguhnya kita hanyalah Hamba Allah dan Allah tidak akan menyia-nyiakan HambaNya. Tidak perlu khawatir dengan perlakuan manusia dan penguasa, semua akan berakhir, luruh, lenyap..

"Dan Mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan Sholat. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu"(QS. Al Baqoroh ayat 45)

12.03.2009 (RLN)

No comments: