Wednesday, August 05, 2009

Ahlan wa sahlan ya Ramadhan

Dimana kiranya pikiran saat ini bersandar, apakah pada pekerjaan yang meletihkan tubuh?, pada rumitnya algebra, fantastisnya Program CAD, ataukah sedang menyelami dalamnya pemikiran orang-orang besar sebelum kita, teori-teori alam yang fenomenal. Ataukah sedang menikmati indahnya gugusan bintang di langit luas, sepoi-an angin malam menerpa wajah, betapa romantis.

Inilah Ramadhan hampir tiba saudaraku.
Membawa Pahala untuk para Hamba yang bertakwa, bulan pelepas dahaga akan hausnya bulir-bulir tetesan iman yang menyejukkan kalbu. Bulan pengorbanan untuk sang Robb, Allah tuhan semesta Alam, di siang nya terdapat Shaum, di malam nya terdapat shalat malam. Malaikat turun serta merta menyapa di berbagai belahan bumi, mendoakan hamba-hamba yang menangis meminta ampunan kepada Robb.

Bagaimana bahagianya suri tauladan kita, Rasulullah Muhammad SAW, menjelang Ramadhan seraya mengatakan Ahlan wa sahlan ya Ramadhan, selamat datang bulan Ramadhan, terdapat pula di dalamnya malam lailatul Qadr, barangsiapa beribadah di malamnya, setara hamba beribadah seribu bulan lamanya. Inilah hadiah untuk hamba pilihan, malam hujan pahala, penghapusan dosa, menuju ridho Allah.

Saudaraku, dan inilah kita di tanah rantau, mungkin ada yang sendirian, mungkin ada yang bersama keluarga.
Tidak ada, kecuali Pahala berlipat-lipat, yang pantas diberikan untuk perantau yang bersedih, yang hijrah dalam rangka mencari ilmu, doanya adalah doa mulia, seakan tidak ada Hijab antara dia dan Robb-nya. Maka gunakanlah kesempatan, mintalah pada yang Maha Pemberi akan kebaikan dunia dan akhirat, akan kesehatan orangtua tercinta di rumah sana, mungkin pula orangtua kita lebih bersedih, inilah kesekian kali kita tidak hadir di tengah hangatnya keluarga. Sangatlah besar kemungkinan airmata ayah bunda kita menetes, mengingat masa-masa kita kecil dahulu, menunggui bersama bedug adzan maghrib berbuka, membelai halus rambut kita, sebuah cinta yang tulus suci.

Mungkin ada pula diantara kita yang telah lama di rantau, sehingga apabila semakin mendekat kepada Ramadhan, semakin rindu bertumpah ruah, kerinduan akan kampung halaman. Tapi besarkan hati, adalah semua dihitung teliti oleh Allah, semua kesedihan, semua pengorbanan kembalikan kepada Nya. Jadikan bumi Jerman sebagai saksi akan teguhnya cita-cita mulia.

Inilah kesekian kali Ramadhan akan menghampiri, bagaimana kabar Hati saudaraku?
Marilah jadikan ini Ramadhan yang berkesan, sekalipun jauh dari keluarga, sekalipun lingkungan kurang mendukung, tapi kita tidak pernah akan sendiri, Allah bersama kita, Allah bersama hamba-hamba yang bersabar.

Maka untuk para perantau, seka airmata, perlihatkan senyum teguhmu pada dunia, mari beri makna dalam pada Ramadhan kali ini, dan sambut bersama, Ahlan wa Sahlan ya Ramadhan..

No comments: