Monday, September 25, 2006

Abu Sufyan bin Harits

Abu Sufyan bin Harits adalah sepupu Rasulullah SAW, beliau dilahirkan nyaris bersamaan dengan Rasulullah SAW, ayah Abu Sufyan (bukan Abu Sufyan bin Harb ayah Muawiyah) adalah saudara kandung Abdullah, ayah Rasulullah. Demikian pertalian persaudaraan begitu juga pertalian kasih sayang diantara mereka, Abu Sufyan dan Rasulullah adalah teman bermain semasa kecil dan salah satu yang terdekat dengan Rasulullah, kemudian hubungan mereka menjadi lebih dekat lagi karena mereka disusukan oleh Halimatu Sa’diyah secara bersamaan. Melihat kedekatan inilah orang-orang beranggapan Abu Sufyan lah yang pertama-tama menyambut seruan untuk beriman kepada ALLAH dan Rasulullah, tetapi hidayah memang berada di tangan ALLAH semata, yang terjadi adalah sebaliknya. Ketika Rasulullah menyebarkan ajaran Islam secara terang-terangan, muncul api kebencian di dada Abu Sufyan, semua persahabatan dan kasih sayang berubah menjadi kebencian.

Abu Sufyan memiliki kemampuan yang luar biasa dalam menunggang kuda dan membuat syair-syair yang indah, dengan kedua keistimewaannya ini Abu Sufyan berdiri memusuhi Rasulullah SAW. Abu Sufyan mengeluarkan syair-syair yang menyindir dengan bahasa yang kotor untuk menyakiti perasaan Rasulullah selama kurang lebih 20 tahun lamanya.

Tatkala tonggak-tonggak Islam telah kuat dan terjadi peristiwa Fathu Mekah (Pembukaan kota Mekah), Abu Sufyan mengatakan kepada keluarganya,“Bersiaplah kalian untuk mengungsi. Sebentar lagi tentara Muhammad akan tiba. Mereka pasti akan membuunuhku“. Namun keluarganya yang terlebih dahulu telah menyentuh ajaran islam menjawab,“Apakah belum tiba saatnya, bagi kamu untuk menyaksikan orang Arab dan Non-Arab tunduk kepada Muhammad, sedang kamu senantiasa memusuhinya?, seharusnya kamulah yang pertama kali berdiri memperkuat barisan Muhammad“.

ALLAH melapangkan dada Abu Sufyan untuk menerima Islam menjadi Agamanya, kemudian bersama putranya Ja’far, beliau berangkat untuk menemui Rasulullah SAW. Beliau pergi dengan menyamar, karena khawatir apabila bertemu dengan kaum Muslimin, bukan tidak mungkin beliau akan dibunuh. Setelah berdiri di hadapan Rasulullah, maka dibukalah penyamarannya. Namun Rasulullah menghindar dan memalingkan kepalanya dari Abu Sufyan, Abu Sufyan mendatangi lagi dari arah lain, tapi Rasulullah kembali menghindar, hal ini terjadi selang beberapa kali, kemudian dengan penuh kasih sayang Rasulullah mengatakan,“Tiada dendam dan tiada penyesalan bagimu, wahai Abu Sufyan“. Demikianlah akhirnya Abu Sufyan memeluk Agama Islam yang Hak.

Sebenarnya cahaya Islam telah muncul di hati Abu Sufyan tatkala perang Badar, kala itu pasukan Kafir berjumlah 900 hingga 1000 orang, sedangkan di pihak kaum Muslimin hanya berjumlah 300 orang. Tatkala itu Abu Sufyan melihat kaum yang sangat luar biasa kuat dengan menggunakan pakaian serba putih dan kuda-kuda hitam belang dan putih, menyerbu dari antara langit dan bumi. Itulah pasukan Malaikat yang dikirim ALLAH untuk membantu kaum Mukminin dalam medan Badar.

Mulai dari detik-detik keislaman itulah Abu Sufyan bertekad untuk membela Islam dan mengejar ketinggalannya dengan beribadah dan berjihad. Beliau senantiasa menimba ilmu Islam sedalam-dalamnya, berusaha keras berubah untuk menjadi mukmin yang kaffah. Titik Puncak dalam kehidupannya adalah tatkala Perang Hunain, pada awal-awal peperangan ini Ummat mengalami kekalahan , ketika itu beliau memegang erat tali kekang kuda Rasulullah, melihat keadaan seperti ini, yakinlah Abu Sufyan, bahwa inilah saat-saat yang dia nanti-nantikan, ketika sebagian kaum Muslimin berlari dari medan yang ganas ini, dia memegang erat tali kekang kuda Rasulullah dengan tangan kirinya dan tangan kanannya menebas kaum Kafir. Peperangan berlangsung dengan sangat luar biasa, hingga selang beberapa waktu berkumpul kembali para sahabat di sekitar Rasulullah. Dengan kesabaran dan kegigihan pasukan Muslimin berhasil memenangkan peperangan yang menggetarkan ini. Tatkala suasana agak tenang, Rasulullah melihat ke sekitarnya, dilihatlah seorang pria yang senantiasa sejak peperangan berlangsung dengan teguh memegang tali kekang kuda Beliau, dia tetap berdiri di tempatnya dan tidak pernah meninggalkannya. Kagetlah beliau ketika yang dilihat adalah saudara sepupu belaiu, Abu Sufyan bin Harits, Rasulullah mengatakan,“Siapakah ini??, oh saudaraku Abu Sufyan bin Harits!!, Aku telah meridhoimu dan ALLAH telah mengampuni dosa-dosamu“. Demikian berbunga-bungalah hati beliau setelah mendengarnya.

Setelah peperangan Hunain, Abu Sufyan benar-benar merasakan nikmat Iman dan keridhoan ALLAH SWT. Maka beliau menghabiskan waktu untuk beribadah dan mendekatkan diri kepada ALLAH.

Suatu hari Rasulullah melihatnya di dalam Masjid, bertanyalah Rasulullah kepada Aisha,“Wahai Aishah, tahukah engkau siapa orang itu?“, „Tidak Rasulullah“, jawabnya.
„Dia anak pamanku, Abu Sufyan bin Harits. Perhatikanlah! Dialah yang pertama kali masuk Masjid dan yang terakhir keluar. Pandangannya tidak pernah beranjak dari tempat Sujud. Dialah ketua Pemuda di Surga“.

Demikianlah kisah Abu Sufyan bin Harits, ketua Pemuda di Surga. Lihatlah apa yang terjadi tatkala hidayah dan cinta ALLAH telah menyentuh kalbu seorang insan, maka mukjizatlah yang terjadi. Seorang yang memusuhi dengan sangat, kini menjadi pecinta yang penuh keberanian dalam membela yang dicintainya, bahkan jiwa dan raga tidak dipedulikan, itulah cinta yang murni dan yang Hak, Cinta karena ALLAH dan Cinta kepada Rasul-NYA...

25.09.06,
RLN

Thursday, September 21, 2006

Seputih Melati

Melati tak pernah berdusta dengan apa yang ditampilkannya. Ia tak memiliki
warna dibalik warna putihnya. Ia juga tak pernah menyimpan warna lain untuk
berbagai keadaannya, apapun kondisinya, panas, hujan, terik ataupun badai
yang datang ia tetap putih. Kemanapun dan dimanapun ditemukan, melati selalu
putih. Putih, bersih, indah berseri di taman yang asri. Pada debu ia tak
marah, meski jutaan butir menghinggapinya. Pada angin ia menyapa, berharap
sepoinya membawa serta debu-debu itu agar ianya tetap putih berseri.
Karenanya, melati ikut bergoyang saat hembusan angin menerpa. Kekanan ia
ikut, ke kiri iapun ikut. Namun ia tetap teguh pada pendiriannya, karena
kemanapun ia mengikuti arah angin, ia akan segera kembali pada tangkainya.

Pada hujan ia menangis, agar tak terlihat matanya meneteskan air diantara
ribuan air yang menghujani tubuhnya. Agar siapapun tak pernah melihatnya
bersedih, karena saat hujan berhenti menyirami, bersamaan itu pula air dari
sudut matanya yang bening itu tak lagi menetes. Sesungguhnya, ia senantiasa
berharap hujan kan selalu datang, karena hanya hujan yang mau memahami
setiap tetes air matanya. Bersama hujan ia bisa menangis sekeras-kerasnya,
untuk mengadu, saling menumpahkan air mata dan merasakan setiap kegetiran.
Karena juga, hanya hujan yang selama ini berempati terhadap semua rasa dan
asanya. Tetapi, pada hujan juga ia mendapati keteduhan, dengan airnya yang
sejuk.

Pada tangkai ia bersandar, agar tetap meneguhkan kedudukannya, memeluk erat
setiap sayapnya, memberikan kekuatan dalam menjalani kewajibannya,
menserikan alam. Agar kelak, apapun cobaan yang datang, ia dengan sabar dan
suka cita merasai, bahkan menikmatinya sebagai bagian dari cinta dan kasih
Sang Pencipta. Bukankah tak ada cinta tanpa pengorbanan? Adakah kasih sayang
tanpa cobaan?

Pada dedaunan ia berkaca, semoga tak merubah warna hijaunya. Karena dengan
hijau daun itu, ia tetap sadar sebagai melati harus tetap berwarna putih.
Jika daun itu tak lagi hijau, atau luruh oleh waktu, kepada siapa ia harus
meminta koreksi atas cela dan noda yang seringkali membuatnya tak lagi
putih?

Pada bunga lain ia bersahabat. Bersama bahu membahu menserikan alam, tak ada
persaingan, tak ada perlombaan menjadi yang tercantik, karena masing-masing
memahami tugas dan peranannya. Tak pernah melati iri menjadi mawar, dahlia,
anggrek atau lili, begitu juga sebaliknya. Tak terpikir melati berkeinginan
menjadi merah, atau kuning, karena ia tahu semua fungsinya sebagai putih.

Pada matahari ia memohon, tetap berkunjung di setiap pagi mencurahkan
sinarnya yang menghangatkan. Agar hangatnya membaluri setiap sel tubuh yang
telah beku oleh pekatnya malam. Sinarnya yang menceriakan, bias hangatnya
yang memecah kebekuan, seolah membuat melati merekah dan segar di setiap
pagi. Terpaan sinar mentari, memantulkan cahaya kehidupan yang penuh gairah,
pertanda melati siap mengarungi hidup, setidaknya untuk satu hari ini hingga
menunggu mentari esok kembali bertandang.

Pada alam ia berbagi, menebar aroma semerbak mewangi nan menyejukkan setiap
jiwa yang bersamanya. Indah menghiasharumi semua taman yang disinggahinya,
melati tak pernah terlupakan untuk disertakan. Atas nama cinta dan keridhoan
Pemiliknya, ia senantiasa berharap tumbuhnya tunas-tunas melati baru, agar
kelak meneruskan perannya sebagai bunga yang putih. Yang tetap berseri
disemua suasana alam.

Pada unggas ia berteriak, terombang-ambing menghindari paruhnya agar tak
segera pupus. Mencari selamat dari cakar-cakar yang merusak keindahannya,
yang mungkin merobek layarnya dan juga menggores luka di putihnya.

Dan pada akhirnya, pada Sang Pemilik Alam ia meminta, agar dibimbing dan
dilindungi selama ia diberikan kesempatan untuk melakoni setiap perannya.
Agar dalam berperan menjadi putih, tetap diteguhkan pada warna aslinya,
tidak membiarkan apapun merubah warnanya hingga masanya
mempertanggungjawabkan semua waktu, peran, tugas dan tanggungjawabnya. Jika
pada masanya ia harus jatuh, luruh ke tanah, ia tetap sebagai melati,
seputih melati. Dan orang memandangnya juga seperti melati.

Dan kepada melatiku, tetaplah menjadi melati di tamanku. Karena, aku akan menjadi angin, menjadi hujan, menjadi tangkai, menjadi matahari, menjadi daun dan alam semesta. Tetapi takkan pernah menjadi debu atau unggas yang hanya akan merusak keindahannya, lalu meninggalkan melati begitu saja.

(Bayu Gautama)

mencintai.itu.keputusan

Lelaki tua menjelang 80-an itu menatap istrinya. Lekat-lekat.
Nanar.Gadis itu masih terlalu belia. Baru saja mekar.
Ini bukan persekutuan yang mudah.
Tapi ia sudah memutuskan untuk mencintainya.
Sebentar. kemudian ia pun berkata, "Kamu kaget
melihat semua ubanku? Percayalah! Hanya
kebaikan yang kamu temui di sini".
Itulah kalimat pertama Utsman bin Affan ketika
menyambut istri terakhirnya dari Syam, Naila.
Selanjutnya adalah bukti.

Sebab cinta adalah kata lain dari memberi.
sebab memberi adalah pekerjaan.
sebab pekerjaan cinta dalam siklus
memperhatikan,
menumbuhkan, merawat dan melindungi itu berat.
sebab pekerjaan berat itu harus ditunaikan dalam
waktu lama.
sebab pekerjaan berat dalam waktu lama begitu
hanya mungkin dilakukan oleh mereka yang
memiliki kepribadian kuat dan tangguh.
maka setiap orang hendaklah berhati-hati saat ia
mengatakan, "Aku mencintaimu".
Kepada siapa pun! Sebab itu adalah keputusan
besar. Ada taruhan kepribadian di situ.

Aku mencintaimu, adalah ungkapan lain dari Aku
ingin memberimu sesuatu.
Yang terakhir ini juga adalah ungkapan lain
dari, "Aku akan memperhatikan dirimu dan semua
situasimu untuk mengetahui apa yang kamu
butuhkan untuk tumbuh menjadi lebih baik dan
bahagia..."
"aku akan bekerja keras untuk memfasilitasi dirimu
agar bisa tumbuh semaksimal mungkin..."
"aku akan merawat dengan segenap kasih
sayangku proses pertumbuhan dirimu melalui
kebajikan harian yang akan kulakukan padamu ..."
"aku juga akan melindungi dirimu dari segala
sesuatu yang dapat merusak dirimu...."

Dan proses pertumbuhan itu taruhannya adalah
kepercayaan orang yang kita cintai terhadap
integritas kepribadian kita.
Sekali kamu mengatakan kepada seseorang, "Aku
mencintaimu",
kamu harus membuktikan ucapan itu.
Itu deklarasi jiwa bukan saja tentang rasa suka dan
ketertarikan,
Tapi terutama tentang kesiapan dan kemampuan
memberi,
kesiapan dan kemampuan berkorban,
kesiapan dan kemampuan pekerjaan-pekerjaan
cinta: memperhatikan, menumbuhkan, merawat
dan melindungi.
Sekali deklarasi cinta tidak terbukti, kepercayaan
hilang lenyap.
Tidak ada cinta tanpa kepercayaan.
Begitulah bersama waktu suami atau istri
kehilangan kepercayaan kepada pasangannya.
Atau anak kehilangan kepercayaan kepada orang
tuanya.
Atau sahabat kehilangan kepercayaan kepada
kawannya.
Atau rakyat kehilangan kepercayaan kepada
pemimpinnya.
Semua dalam satu situasi: cinta yang tidak
terbukti.
Ini yang menjelaskan mengapa cinta yang terasa
begitu panas membara di
awal hubungan lantas jadi redup dan padam pada
tahun kedua, ketiga, keempat, dan seterusnya.
Dan tiba-tiba saja perkawinan bubar, persahabatan
berakhir, keluarga berantakan, atau pemimpin jatuh
karena tidak dipercaya rakyatnya.

Jalan hidup kita biasanya tidak linear. Tidak juga
seterusnya pendakian. Atau penurunan.
Karena itu, konteks di mana pekerjaan-pekerjaan
cinta dilakukan tidak selalu kondusif secara
emosional.
Tapi di situlah tantangannya: membuktikan
ketulusan di tengah situasi-situasi yang sulit. Di
situ konsistensi teruji.

Di situ juga integritas terbukti.
Sebab mereka yang bisa mengejawantahkan cinta
di tengah situasi yang sulit, jauh lebih bisa
membuktikannya dalam waktu yang longgar.
Mereka yang dicintai dengan cara begitu, biasanya
mengatakan bahwa hati dan jiwanya penuh seluruh.
Bahagia sebahagia-bahagianya.
Puas sepuas-puasnya.
Sampai tak ada tempat bagi yang lain.
Bahkan setelah sang pencinta mati.
Begitulah Naila.
Utsman telah memenuhi seluruh jiwanya dengan
cinta.
Maka ia memutuskan untuk tidak menikah lagi
setelah suaminya terbunuh.
Ia bahkan merusak wajahnya untuk menolak
semua pelamarnya.
Tak ada yang dapat mencintai sehebat lelaki tua
itu.

anis matta

Selamat datang tamu Mulia

Tidak terasa setahun berlalu dan alhamdulillah, doa
kita bersama setahun kemarin untuk bertemu dengan
bulan mulia Ramadhan terkabul.

Bulan seribu bulan, dimana Rasulullah senantiasa
berseri-seri wajahnya tatkala menyongsong
kedatangannya. Pun dibalik semua ini bulan Ramadhan
adalah ujian maha berat, seperti dikatakan Rasullulah
setelah peperangan dahsyat di medan pertempuran badar,
"Kita berjalan dari perang kecil menuju perang yang
besar", perang macam mana pula ini, kalau
dipikir-pikir, bukan kah peperangan Badar sudah
sedemikian luar biasa nya,..tetapi manusia mulia
tersebut menjawab "Perang melawan hawa nafsu".

Laksana Gatotkaca yang dilatih di panas kawah
Candradimuka, maka kita akan menghadapi sebuah
pertempuran "pematangan hati dan jiwa", tentulah tidak
mudah mencapainya, membutuhkan pengorbanan dan
keikhlasan.

Saudara Ku, saudari Ku, ijinkan dalam kesempatan ini,
saya memohon maaf apabila ada kesalahan, semoga kita
semua senantiasa diberi kekuatan lahir batin
menjalankan ibadah di bulan suci Ramadhan.

Ahlan Wa Sahlan yaa Ramadhan...

Wassalammu'alaikum Wr Wb,
saudara mu

Rolan

Muhammad, rindu-ku (3)

ya Rasulullah...
setiap aku membaca sirah-mu
bergetar lah hati ini karena kerinduan yang sangat
ya Rasulullah...
setiap aku membuka lembaran hadist-mu
ingin air mata menetes..
karena membayangkan tatkala engkau mengucapkan-nya

kami merindukan engkau, ya rasulullah..
ummat kini terpecah belah
semakin lupa akan tujuan
hilang izzah akan islam
karena manis-nya dunia

ada yang memakan harta anak yatim
ada yang membunuh saudara kandung
ada yang menyakiti hati orang miskin
pun begitu, tidak ada yang merasa bersalah
seakan hati ditutupi kemilau C-200 terbaru di garasi
dikunci mati gembok nikmat-nya "rupiah"

ya rasulullulah...
tahu kah engkau?, sepeninggalan-mu ada sebuah bangsa berdiri di dunia
indonesia nama nya
200 juta jumlah penduduk-nya
lebih dari 80 persen jumlah MUSLIM nya
tetapi kemiskinan meraja lela disana
bandit dan koruptor berpesta pora di atas bumi-nya
ALLAH sudah menurunkan peringatan sebenar-nya
terjadi lah tsunami di banda aceh
pesawat bermacam teknologi jatuh
kelaparan di seantero nusantara
bukan kami menjadi sadar
malah terbitkan majalah "playboy"!!!!

ya rasulullah...
sangat rindu kami akan diri-mu
tatkala dunia semakin menjadi bobrok
tatkala semua yang baik ikut-ikutan menjadi buruk
Kami sungguh berharap akan hadir pemimpin di tengah-tengah kami
yang lembut seperti abu bakr
yang tegas seperti umar
pemberani seperti Utsman
cerdas seperti Ali bin abu thalib

sehingga keadilan sungguh memiliki wajah di negeri kami
sehingga sadar kembali akan jati diri sebenar-nya kita
Ummat-mu, Ummat terbaik di muka bumi
yang mengajak kepada yang ma'ruf dan menentang yang munkar
ya rasulullah...
kerinduan sungguh telah melangit...


17.01.2006
RLN

CINTA RASUL

Ada sebuah kisah tentang totalitas cinta yang dicontohkan Allah lewat kehidupan Rasul-Nya. Pagi itu, meski langit telah menguning, burung-burung gurun enggan mengepakkan sayap. Pagi itu, Rasulullah dengan suara terbata memberikan petuah, Wahai umatku, kita semua ada dalam kekuatan Allah dan cinta kasih-Nya. Maka taati dan bertakwalah kepada-Nya. Kuwariskan dua hal pada kalian, Al Qur’an dan Sunnahku. Barangsiapa mencintaiku sunnahku, berarti mencintai aku dan kelak orang-orang yang mencintaiku, akan bersama-sama masuk surga bersama aku. Khutbah singkat itu diakhiri dengan pandangan mata Rasulullah yang teduh menatap sahabatnya satu persatu. Abu Bakar menatap mata itu dengan berkaca-kaca, Umar dadanya naik turun menahan napas dan tangisnya. Utsman menghela napas panjang dan Ali menundukkan kepalanya dalam-dalam………..Isyarat itu telah datang, saatnya sudah tiba. "Rasulullah akan meninggalkan kita semua," desah hati semua sahabat kala itu.

Manusia tercinta itu, hampir usai menunaikan tugasnya di dunia. Tanda-tanda itu semakin kuat, tatkala Ali dan Fadhal dengan sigap menangkap Rasulullah yang limbung saat turun dari mimbar. Saat itu, seluruh sahabat yang hadir di sana pasti akan menahan detik-detik berlalu, kalau bisa. Matahari kian tinggi, tapi pintu Rasulullah masih tertutup. Sedang di dalamnya, Rasulullah sedang terbaring lemah dengan keningnya yang berkeringat dan membasahi pelepah kurma yang menjadi alas tidurnya. Tiba-tiba dari luar pintu terdengar seorang yang berseru mengucapkan salam. "Bolehkah saya masuk?" tanyanya. Tapi Fatimah tidak mengizinkannya masuk, "Maafkanlah, ayahku sedang demam," kata Fatimah yang membalikkan badan dan menutup pintu. Kemudian ia kembali menemani ayahnya yang ternyata sudah membukakan mata dan bertanya pada Fatimah, " Siapakah itu wahai anakku?" Tak tahulah aku ayah, sepertinya ia baru sekali ini aku melihatnya," tutur Fatimah lembut. Lalu, Rasulullah menatap putrinya itu dengan pandangan yang menggetarkan. Satu-satu bagian wajahnya seolah hendak di kenang. "Ketahuilah, dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara, dialah yang memisahkan pertemuan di dunia. Dialah malaikat maut," kata Rasulullah. Fatimah pun menahan ledakkan tangisnya.

Malaikat maut datang menghampiri, tapi Rasulullah menanyakan kenapa Jibril tidak ikut menyertai. Kemudian dipanggilah Jibril yang sebelumnya sudah bersiap di atas langit dunia menyambut ruh kekasih Allah dan penghulu dunia ini. "Jibril, jelaskan apa hakku nanti di hadapan Allah?" Tanya Rasulullah dengan suara yang amat lemah. "Pintu-pintu langit telah terbuka, para malaikat telah menanti ruhmu. Semua surga terbuka lebar menanti kedatanganmu," kata Jibril. Tapi itu ternyata tak membuat Rasulullah lega, matanya masih penuh kecemasan. "Engkau tidak mendengar kabar ini?" Tanya Jibril lagi. "Kabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku kelak?" "Jangan khawatir, wahai rasul Allah, aku pernah mendengar Allah berfirman kepadaku:'Kuharamkan surga bagi siapa saja, kecuali umat Muhammad telah berada di dalamnya, " kata Jibril. Detik-detik semakin dekat, saatnya Izrail melakukan tugas. Perlahan ruh Rasulullah ditarik.
Tampak seluruh tubuh Rasulullah bersimbah peluh, urat-urat lehernya menegang. "Jibril, betapa sakit sakaratul maut ini." Lirih Rasulullah mengaduh. Fatimah terpejam, Ali yang disampingnya menunduk semakin dalam dan Jibril membuang muka. "Jijikkah kau melihatku, hingga kau palingkan wajahmu Jibril?" Tanya Rasulullah pada Malaikat pengantar wahyu itu. "Siapakah yang tega, melihat kekasih Allah direnggut ajal," kata Jibril. Sebentar kemudian terdengar Rasulullah memekik, karena sakit yang tak tertahankan lagi."Ya Allah, dahsyat nian maut ini, timpakan saja semua siksa maut ini kepadaku, jangan pada umatku."Badan Rasulullah mulai dingin, kaki dan dadanya sudah tak bergerak lagi. Bibirnya bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu, Ali segera mendekatkan telinganya,"Uushiikum bis shalati, wa maa malakat aimanukum" Peliharalah shalatmu dan santuni orang-orang lemah diantaramu. Di luar pintu tangis mulai terdengar bersahutan, sahabat saling berpelukan. Fatimah menutupkan tangan diwajahnya, dan Ali kembali mendekatkan telinganya ke bibir Rasulullah yang mulai kebiruan. "Ummatii, ummatii, ummatii" Dan, pupuslah kembang hidup manusia mulia itu.

aku

Aku adalah pekikan burung Rajawali, Hinggap di dahan-dahan Pohon Nista dan kelemahan. Menatap panas terik Mentari di siang hari dan mendengar lantunan syair-syair Pecinta tatkala malam tiba. Aku berjalan tak ber-arah di Atas Bumi NYA ini, kemana angin membawa di sana aku berlabuh. Kepada musafir aku mengucap Salam, berbicara dan menghibur hati yang lara dan kerinduan akan pulang. Cinta telah membawa jiwa ini terbang, melewati cakrawala dan pelangi, ke alam tak bernama. Pelangi menulis getir dengan warna-warni terindah, awan hanya termangu dengan sejuta Harapan, meninggalkan aku yang tertunduk dengan doa kepadaMU sebagai senjata. Malam dan siang berganti tak jua Harapan reda. Aku, adalah pekikan Rajawali, yang terdampar di sisi dunia. Tatkala hari penentuan tiba, dimana Mata berbicara, telinga mengucap dan jari-jemari menulis dengan sekehendaknya, Akankah kelak Cinta menjadi Saksi..ataukah hanya diam di sisi saat pengadilan Akhir..Sungguh Hanya kepadaMu lah jiwa berharap..

Angkatan ku

Ini angkatan ku!!!
Singsing-kan lengan baju, kawan
Tepis pedih, songsong hari
Buka cakrawala, bantu dunia
Langkah kita pasti, haram untuk mundur

Angkasa sambut pekikan kita
Bakar, nyalakan, sulut api semangat!!

Kawan-kawan, saudaraku
Kita buka pintu dunia terang!!

RLN, 2004

Apakah Kehidupan Dunia Begitu Melenakan?

Bismillahir rahmanir rahim
Segala puji syukur kehadirat Allah yang Maha pengasih, Maha Penyayang, Maha indah dan teramat mencintai akhlak yang indah.
Semoga Sholawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada Uswatun Hasanah (Suri Tauladan) Ummat, Muhammad SAW.

“Sejarah mengulang dirinya”, cukup sering saya mendengar ucapan ini, berawal dari Guru sejarah ketika masa SLTP dahulu bahkan hingga kini tatkala saya telah duduk di semester 4 bangku Kuliah. Sebenarnya dahulu ucapan ini masih merupakan misteri besar untuk saya, tetapi seiring dengan berjalannya waktu, saya mulai belajar untuk mengerti hakikat dan pelajaran dibaliknya.

Entah sudah berapa Diktator berdiri di muka bumi ini, sudah berapa bangsa bernaung di “kolong” langit ini dan berapa kerajaan besar hingga kini telah membangun peradabannya di tanah yang kita pijak ini. Sejarah bercerita tentang Fir’aun yang menyatakan dirinya Tuhan, bangsa Roma yang menguasai dunia dengan peradaban dan kerajaan yang membentang luas di permukaan bumi. Tetapi…lihatlah apa yang terjadi pada akhirnya, semua kejayaan sirnah, semua kerajaan hancur, raja-raja, diktator, jendral-jendral pemimpin besar pun telah terkuburkan. Suatu bukti Sunnatullah bahwasan hanya kekuasaan Allah yang abadi sedang kekuasaan manusia hanyalah sementara dan tidak akan pernah kekal.

Sungguh aku bingung melihat manusia, yang begitu sibuk mengumpulkan untuk sesuatu yang akan ditinggalkannya (yaitu kehidupan dunia), tetapi begitu santai menghadapi sesuatu yang pasti akan datang (yaitu kehidupan akhirat) begitulah ucapan Imam Ali bin Abu Thalib. Julius Caesar mengkhianati janji terhadap sahabat dan rakyatnya karena terbuai kecantikan dan kerajaan yang ditawarkan Cleopatra, Napoleon seorang Revolusionaer pembenci para kaum bangsawan, pada akhirnya mengangkat dirinya menjadi Kaisar. Julius Caesar terbunuh dan Napoleon meninggal di sebuah pulau terpencil jauh dari kerajaan yang dibangunnya. Ini adalah contoh kecil dari sifat manusia yang tidak pernah puas. Mereka boleh jadi bukan seorang Muslim, tetapi setidaknya kita bisa mengambil pelajaran, apa yang akan terjadi, ketika kekuasaan berada di depan pelupuk mata. Rasulullah SAW pernah mengatakan sungguh bukanlah kemiskinan yang ia takutkan akan menimpa Ummatnya tetapi kala pintu dunia telah terbuka lebar untuk Ummatnya. Kekayaan dan kekuasaan lebih sering membuat manusia lupa daratan dibandingkan ketika dihadapkan dengan kemiskinan. Semoga Allah mejadikan kita orang-orang yang senantiasa bersyukur, amiiiin.

Sejarah akan senantiasa memutar dirinya, akan lahir Fir’aun-Fir’aun era modern yang tidak mempercayai adanya Tuhan, akan memerintah Julius Caesar “baru” yang lupa akan janji kepada rakyat dan sahabatnya, akan memimpin Napoleon “masa kini” yang memperjuangkan kepentingan rakyat kemudian membangun istana untuk dirinya sendiri.

Kemudian, saudara saudariku tercinta, ketika semua telah jelas-jelas terjadi di depan mata kita bersama, mungkin saya hanya akan menyalakan sebuah kaset Nasyid karya Izzatulislam hadiah dari seorang sahabat dengan sebuah harapan terdalam dalam dada agar para “Fir’aun”, “Caesar” dan “Napoleon” itu turut mendengarkan (yang jelasnya mereka tidak akan mau ). Apakah kehidupan dunia begitu melenakan?.....

20.12.2004
By: RLN

Es ist endlich soweit

Es ist endlich soweit, ich habe mein Ruecksack dabei und Tausende Gedanken in meinem Kopf. Ein Schiff wartet auf mich schon, ich werde hinfahren, wo ich eigentlich gehoere. Gott, ich liebe sie, mehr als Woerter sagen koennte, aber trotz ihres Weinen kann mich nicht mehr stoppen. Ich suche Wahrheit, die sich immer versteckt, zwichen den Nebel der Luegen, obwohl ich nicht sicher bin, ob meine Reise ein Ende haben wird. Ich habe mich entschieden, die Liebe zu verlassen, ich gebe die Liebe ihrer Freiheit, sie kann fliegen, wohin sie will, aber bitte folg mich nicht!!. Vor meiner Reise, ging ich zu einer liebte Freundin, sage ich ihr, du sagte einmal, dass du Liebe hasste, jetzt verlasse ich, was du hasst. Ich arme sie um, und bitte ich um ein Gebet. Liebe, wandelt sich zu einem Regenbogen um, um mich nochmal zu sehen, zum allerletzten Mal. Mein Schiff geht, und schwarzer Nebel hat meine Reise verborgen, bevor ich die Wahrheit begegne. Zu der liebten Freundin habe ich einen Brief geschrieben, und habe ich in ihre Tuer gesteckt. Das steht, ich vermisse Liebe aber Liebe vermisst dich. Ich bin der Beweis dafuer..

By, RLN

kataku buat mu, pemimpin ku

kataku buat mu, pemimpin Ku

janji-janji kauletak dikepala ini
lelah bahkan mual mendengarnya
bukti ingin kulihat
sebelum sangkakala Israfil terdengar

kau berdiri di depan
jadi imam, pimpin kami!
aku berdiri rapat dibelakang
jadi makmum, dukung kau seorang

jangan kaya makin kaya
miskin terhimpit diantara raksasa
dan tangisan bayi di pelataran jalanan

jangan kaya kau lindungi
sedang miskin terinjak sepatu "bally" si kaya
jangan kaya kau jadikan teman makan siang
sedang miskin telanjang kau buang

kataku buat mu, pemimpin Ku
aku adalah jalan surga mu
juga jalan neraka mu

kau tentu kan lah sendiri!

by: RLN

nb: amanah awal nya adalah penyesalan,
tengah-tengahnya penderitaan dan akhir adalah azab
di neraka.

the way of love

Love is the rope Given by Allah
It will save you from every flaw
Grasp it then He will draw you near


Haddad Alwi



the way of love

tatkala cinta tiba
pandang penuh kasih
jangan khawatir, karena ia tak akan membawa benci
serta

kau sambut sapaan nya
kau sentuh dengan tangan dan jarimu dengan lembut

jangan sakiti dan pelihara dalam sanubari
jangan menyentak atau menghardik
aku tahu ia tak akan membalas
tapi jangan lakukan..

kau peluk cinta
pelan-pelan, jangan sampai ia merasa sakit
dikarenakan kokoh lengan mu
dan rasakan hangat nya dekat-dekat hati mu

pelajari oleh mu langkah nya
sajak-sajak nya
bait-bait nasehat nya
dan obati keresahan jiwa mu

cinta sejati akan menenangkan hati
membahagia kan jiwa gelisah
mengobati penyakit hati lantaran nafsu
tebar benih cinta dalam setiap sudut ruang mu



cinta karena Robb mu
adalah tertinggi dalam setiap dimensi
cinta nya adalah ridho nya

kau jaga ia dalam setiap hembusan nafas
aku tahu tidak akan mudah
tapi yakin kan diri

cinta akan menjadi sahabat dalam setiap malam
penuh ketakutan mu
menjadi pembela dalam setiap kekalahan-kekalahan mu

…dan jadi kan do'a dalam sujud panjang mu
sebagai perisai penolong dalam kehidupan



by: RLN
sembari mencoba memahami hakekat cinta sejati…

wArTeN

Warten

Fuer Nira

Warten ist Einsamkeit
Warten ist Poesie
Warten ist Schmerz

……….
……….

Heute wird’s nichts gesucht, Kleins
Heute gibt’s nur Einsamkeit

Das Leben ist ein Raetsel
Wollte oder nicht
Muss man mitmachen

Heute wird’s nichts erzaehlt, Kleins
Woerter sind bereits abgegeben worden

Die Zeit vergeht
Und bin noch immer hier
Sitze unter der Schatten von Luisenplatz
In den Strassen von Darmstadt
Ich warte immer noch
Worauf, weiss ich eigentlich auch nicht

Warten ist Einsamkeit
Warten ist Poesie
Warten ist Schmerz
Warten ist so

By: RoLaN

Muhammad, rindu ku (II)

Muhammad, Rindu ku


Muhammad bin Abdullah
Pencinta Allah dan kekasih Allah
Perkataan baik senantiasa dari lisan nya atau diam
Wajah nya penyejuk hati bagi yang gundah
Akhlak nya penumbuh cinta seluruh insan

Cinta nya adalah cinta karena Ilahi Robbi
Cinta yang hakiki tiada warna nafsu duniawi

Pemimpin pemberani tiada tara
Berdiri gagah di garis depan setiap medan pertempuran
Tetapi tetap menangis lemah di haribaan Allah hu Akbar
(..sekalipun surga menjadi Jaminan untuk nya..)

......................
......................

Kini berabad sudah waktu kita terpisah
Tapi cinta Ummat pada nya tidaklah surut
Cinta yang tumbuh, sekalipun tanpa pernah memandang wajah mulia nya
Atau menyentuh jemari tangan nya

…………….
…………….

Ilahi, pantaskah kini pintaku?
Tatkala dosa hamba memenuhi lautan samudera luas
Bertaubat sudah, tapi melakukan dosa lagi kemudian
Tapi harap ku sungguh lebih besar

Limpahkan Rahmat Mu, Tuhan Ku
Kepada Rasulullah Muhammad beserta sahabat dan pengikut hingga hari akhir

Pinta ku adalah satu,
Pertemukan lah kelak aku dengan Muhammad, rindu ku
(..dengan penuh takut dan harap...Amiiiiiiiiin...)

X-Men : Balada Scott and Nadia

X-MEN : Scott and Nadia

Buat Nadia

dia senantiasa menyembunyikan mata-nya nad!
dimana kita bisa cari kebenaran dari-nya?
jangan tertipu wajah tampan
ataupun gerak gerik nya yang anggun
dia tak mampu tatap mata kita
dan apa harga pabila tidak mampu mengerti arti dalam pandangan mata??

kahlil gibran menulis penuh renungan
tatkala wanita berbicara
cobalah mengerti apa yang disampaikan mata nya, dan bukan kata-kata nya

sedang dia tak mampu tatap mata-mu nad!
karena sinar panas yang dipancarkan mata nya, begitu alasan nya
maka katakan pada scott, akan kutatap matahari!
itu sekali lagi bukan alasan nad!
dia hanya menyembunyikan kelemahan
dan kebenaran

bahkan romeo menusuk tajam jantungnya
karena tidak bisa melihat mata juliet
kekasih yang terbujur kaku di hadap nya

qays menjadi gila dan hidup bersama binatang
lantaran layla menjadi milik pria lain
dan impian untuk menatap mata kekasih nya setiap hari, sirna sudah

sungguh pinta tidak besar
hanya tatap mata
dan katakan dengan penuh kebenaran
bukan perjuangan mengarungi samudera luas
atau pun berperang di medan pertempuran berdarah
hanya tatap mata

aduhai nadia, jangan tertipu
wajah tampan itu
gerak gerik anggun itu

dimana akan ada rasa
bahkan dia tak mampu pandang mata-mu!


RLN, 17.06.2006

Muhammad (IV)

Muhammad (IV)

Buat skr mc

Sahabat, sudahkah sampai berita tentangnya
Manusia mulia yang bernama Muhammad bin Abdullah
Jejak langkahnya tercatat dalam sejarah
Dengan tinta emas yang mengkilaukan sepanjang masa

Kisah hidupnya bermula di Mekkah Al Mukarromah
Saat kekejian dan kebodohan merajalela
Ayah mewariskan Ibu kepada anak laki-lakinya
Anak putri dikubur hidup-hidup
Berhala-berhala berdiri gagah di setiap penjuru kota
Perzinaan terjadi terang-terangan
Perbudakan menjadi permainan kaum penguasa

Manusia mulia ini membawa misi rahmatan lil ‘alamin
Suatu tanggung jawab yang teramat sangat berat
Untuk mengubah lembah kegelapan yang dikitari tarian syetan
Menjadi sumber cahaya yang menerangi dunia seluruhnya

Sahabat, kisah Muhammad SAW
Tidaklah semudah dongeng
Dimana pangeran tampan bertemu gadis jelita
Jatuh cinta dan hidup bahagia selamanya

Kisah beliau adalah kehidupan seluruhnya
Kesedihan
Keberanian
Pengorbanan
Romantisme
Kebahagiaan
Semua menyatu menjadi keindahan tiada tara
Tidak pernah jemu orang yang mempelajarinya

Sahabat, jangan pernah ragu akan beliau
Pelajari kisahnya dengan serta merta
Karena hanya ada kebenaran dalam ucapan dan langkahnya
Pun cintanya untuk kita telah terbukti
Cinta yang tidak mengharap balas apapun

Cinta kepada ALLAH dan Rasulullah
Adalah landasan kokoh di dunia
Tidak akan engkau kecewa ataupun takut
Tidak pula engkau menjadi ragu dan bimbang
Sahabatku, cukup kau tatap langit hari ini
Apapun Takdir dari ALLAH adalah yang terbaik
Kini pelajari cinta yang utuh
Jangan tergoda bisikan-bisikan syetan

Sahabat, sungguh surga telah merindukan para bidadarinya..

29.06.06,

RLN

(Ternyata) aku sangat kurang bersyukur

-Dengan menyebut nama ALLAH, yang maha pengasih lagi maha penyayang-

Hari ini aku menerima e-mail dari sahabat lama, ehm mungkin lebih
tepat, dari seorang saudara. Beberapa waktu lalu, aku mengirim e-mail
kepada beliau, menceritakan betapa berat beban yang aku hadapi saat
ini, rasa nya ALLAH menimpakan cobaan yang benar-benar luar biasa,
masalah datang menghantam bertubi-tubi, susah rasa nya dada ini
bernafas, aku ceritakan kepada nya, betapa aku sangat berusaha
mengubah keadaan, betapa aku berusaha melawan arus, untuk memperoleh
"ketenangan" yang aku sangat damba kan.

Beliau membalas dengan nasehat-nasehat yang sangat menenangkan, dengan
langkah-langkah yang sangat luar biasa, selain itu bersabar dan
berdo'a adalah kata kunci nya. Sungguh kehidupan dunia itu sangat lah
sebentar, Rasulullah meng-ibaratkan kita dalam kehidupan dunia ini,
laksana seorang musafir yang beristirahat barang sebentar kemudian
melanjutkan perjalanan. Kita hanya cukup mengambil sedikit dan seperlu
nya, karena dunia ini bukan destinasi akhir, tetapi jauh jauh, ada
negri akhirat untuk kita semua.

Kembali kepada saudaraku, aku membalas e-mail, untuk mengucapkan
terima kasih, bahwasan apa yang disampaikan sungguh membuka pikiran,
meringankan beban, membangun optimistis di dada. I'll fight now
brother!!, tulisku, hasil nya aku tidak tahu, bahkan aku tidak peduli,
karena ALLAH maha baik, Maha sayang, pastilah tatkala ALLAH memberi,
itulah yang terbaik, maka mulai saat aku menulis e-mail itu, semangat
terasa membakar, when there is a will there is a way!!. Dan di akhir
e-mail aku menanyakan, "apa kabar lo bro??, cerita2 dong!!"...

Kaget, sedih, tersentak tatkala menerima balasan e-mail beliau, ketika
membaca kalimat demi kalimat, ternyata..cobaan apa yang aku terima
sungguh tidak sebanding dengan cobaan yang ditimpakan kepada "bro" ku
ini, sungguh jauh lebih berat, jauh penuh pressure dibandingkan apa
yang aku rasa kan. Detik itu pun aku sadar, MasyaALLAH.., bangun
bangun dari tidur kamu!!!, kamu kira sudah besar apa yang kamu
rasakan, kamu kira sudah pantas kamu berkeluh kesah hanya dengan
cobaan se"cuil" macam itu, Inna lillahi wa inna ilaihi rojiuun,
ternyata aku sangat kurang bersyukur. Aku teringat Rasulullah SAW
pernah mengatakan, jika dihadapkan mengenai kehidupan dunia, maka
lihat lah ke bawah mu, tetapi jika dihadapkan mengenai akhiratmu,
lihat lah ke atas mu. Apabila melihat kehidupan dunia, harta, dunia,
wanita, segala macam cobaan nya, maka lihat ke bawahmu, masih banyak,
masih sangaaat banyak yang kekurangan, yang hanya makan sehari sekali,
yang bahkan tidak mengetahui apa yang akan dimakan hari esok, yang
tidak mengetahui akan jadi apa hari esok. Kebalikan terhadap akhirat,
lihat lah ke atas, iri lah!!!, terhadap mereka, yang memiliki waktu
untuk membaca Al-Qur'an, yang bisa berdzikir dengan tenang, yang tidak
dikejar-kejar waktu untuk mengumpulkan sesuatu yang bahkan kita tidak
akan membawa nya kelak, di raut muka mereka terlihat "kedamaian", dan
itulah yang kita semua cari.

Mungkin aku harus mulai berkaca, aku harus mulai mencari cermin,
dimana yang aku lihat bukan hanya diri sendiri, tetapi lebih dari itu,
aku harus bisa melihat wajah para pengemis di dalam nya, wajah anak
yatim piatu, wajah para pejuang, wajah mereka-mereka yang berkorban
dengan harta dan nyawa untuk sebuah tujuan mulia, dan bukan hanya
cermin "egois", yang hanya menampakkan wajah diriku sendiri. Ya
ALLAH..maafkan..(ternyata) aku sangat kurang bersyukur..

RLN, 2.01.2006

Cinta dan Benci

Malaikat Jibril datang kepada Nabi Saw, lalu berkata, "Hai Muhammad, hiduplah sesukamu namun engkau pasti mati. Berbuatlah sesukamu namun engkau pasti akan diganjar, dan cintailah siapa yang engkau sukai namun pasti engkau akan berpisah dengannya. Ketahuilah, kemuliaan seorang mukmin tergantung sholat malam-nya dan kehormatannya tergantung dari ketidakbutuhannya kepada orang lain".(HR. Athbrani)
Hadist ini seakan ingin memperingatkan manusia, bahwasan tidak ada yang kekal, suatu hari akan ada "stasiun" terakhir dari perjalanan kehidupan ini, yang muda akan lah tua, yang hidup akan lah meninggal, yang cantik akan lah pudar kecantikan nya, yang gagah akan menjadi lemah, demikian hukum sunnatullah di dunia. Sekarang pertanyaan terbesar adalah bagaimana kita menjalani kehidupan ini??, karena hiduplah sesuka mu!!, tetapi..engkau akan mati, berbuatlah sekehendak mu!!, tetapi..engkau akan diganjar, dan cintailah..cintailah semua yang engkau sukai, tetapi..akan lah jua engkau berpisah dengan nya.

Manusia selalu erat dengan cobaan, akan timbul masa penuh dengan kesusahan, akan ada masa penuh kegembiraan, kedua-duanya adalah cobaan. Tidak ALLAH memberi cobaan kecuali untuk kebaikan diri hamba nya, tidak ALLAH memberi ujian kecuali untuk menambah kualitas diri hamba nya, dan tidak lah surga diciptakan kecuali untuk orang-orang yang telah terseleksi.

Jalani lah kehidupan dengan keikhlasan, ikhlas ini maha susah, ilmu maha tinggi yang tidak bisa didapat dengan teori-teori, harus dijalan kan, pun banyak yang gagal mendapatkan nya, tetapi toh usaha yang dinilai oleh NYA, dan setiap manusia memiliki kadar nya masing-masing.

Hadist dan pesan ini ditulis teruntuk diri sendiri, untuk menenangkan hati yang senantiasa terombang-ambing, ya Robb..anugrahkan kami ketenangan, anugrahkan hati yang senantiasa terikat kepada ENGKAU..amiiin


Da., 1.12.2005
RLN

Episode Cinta teruntuk Kakenda Tercinta

Ini adalah sebuah penyesalan yang sangat, ditulis untuk mengingatkan diri sendiri, bahwa kesempatan hanya datang satu kali, dan nyatakan lah cinta kepada yang engkau cintai, tatkala dia masih bisa mendengarnya, karena cinta bukanlah cinta hingga disampaikan..

Memory-ku kembali ke saat ketika ber-sekolah di SMUN 1, masa yang sangat membahagiakan, teman-teman baru, mencoba hal-hal baru, jatuh cinta, kecewa, bandel2an, hehe..semua sungguh luar biasa. Tetapi ada satu peristiwa di masa itu yang sampai saat ini tidak bisa aku lupakan, bisa dikatakan sebuah penyesalan yang sangat dalam karena sebuah tindakan yang salah.

"Bang, Opung Haji (*panggilan untuk kakek laki-laki ku) nelfon, opung minta abang untuk datang ke jakarta, katanya opung punya hadiah untuk ulang tahun abang, opung rindu sama abang", kata mama dari ruang tamu.
"Yaaa..mama, kan aku hari ini ada janji dengan teman-teman mau buat tugas", begitu jawabku ketika mama meminta aku untuk pergi ke jakarta. *Sebenarnya tugas ini pun bisa dikerjakan oleh mereka, tetapi kan asyik sambil kongkow2 sama teman-teman baru, hihi, begitu pikirku.

"Bang, bisa gak hari ini abang ke jakarta, Opung nelfon lagi, ini kan akhir minggu, abang wilzar juga diundang, katanya acara ini khusus cucu laki-laki, opung mau kasih sesuatu itu buat ulang tahun abang", mama meminta lagi 2 hari setelahnya.
"Mom, nanti aja ya, hari ini kan ada acara sama teman-teman, aku mau lihat extrakulikuler di sekolah juga, ya ma y..", dengan sedikit manja aku meminta.
"Yah abang, kasihan dong Opung, kalau gak bisa abang nelfon opung aja dulu deh"begitu pinta mama.
Kemudian aku mencoba menelfon, tetapi dengan sedikit harapan supaya tidak ada yang mengangkat, hehe..*masih pikiran anak smu, ehh tetapi memang tidak ada yang mengangkat, akhirnya aku langsung pergi bertemu teman se-gank, kita bakal pergi ke Taman Anggrek Mall, sambil lihat wece2..*hehe, aku masih suka tertawa sendiri mengingat masa-masa itu.

Malam hari-nya, Opung menelfon,"roi kenapa tidak datang?", "adduuuhh Pung, maaf ya, aku soalnya ada tugas-tugas yang lumayan penting, jadi gak bisa ditinggal", begitu alasanku. Dan untuk sekian kali nya beliau cuma tertawa dan mengatakan,"iya tidak apa-apa, Opung punya hadiah buat roi, nanti opung titip sama papa ya". "Iya Pung, makasih ya sebelumnya". Demikian kira-kira percakapan kita malam itu. Opungku bernama, H. L Harahap, beliau tidak tinggi besar, hanya seseorang dengan perawakan badan biasa dan sikap hidup yang simple, tetapi beliau adalah seorang pejuang yang sangat luar biasa, anak desa "janji raja", yang pada akhirnya berhasil mengubah garis hidupnya menjadi inspektur kepolisian daerah Jawa Timur dan ketika pensiun pun diberikan penghargaan dari kepolisian untuk menjadi rektor Universitas Bhayangkara Surabaya setelah mendapatkan gelar doktor. Beliau tidak pernah marah, tidak pernah membentak, sangat halus dan lembut, dan yang sangat aku ingat adalah pengorbanan yang luar biasa terhadap anak-anak-nya dan cucu-cucu. sebagai anak kecil, aku adalah anak yang sangaaaat nakal, entah berbagai jenis kenakalan aku buat, tetapi Opung tercinta cuma tersenyum tanpa pernah membentak atau berkesan marah, begitu juga ketika aku begitu sering mengecewakan beliau.

Pagi hari yang indah, 2 atau 3 hari setelah nge"gaul" ke Taman Anggrek, teman-teman menginap di rumah aku, dan kita bersiap-siap berangkat ke sekolah, waaahh semangattt sekali!!, tiba-tiba, ketika aku sedang berbicara dengan teman-teman, kita dikagetkan dengan suara teriakan mama, langsung aku lari ke lantai bawah, mama sudah menangis sejadi-jadinya, "ada apa ma!!, mama baik2 kan???", mama tetap menangis sambil memegang telfon, setelah dimatikan baru mama berbicara sambil menangis,"Bang, Opung meninggal dunia..".*HAHHHHH!!!!, Ya ALLAH ya ALLAH dosa apa yang telah aku perbuat, begitu teriak hati kecilku, tetapi aku berusaha tidak menangis, aku segera meng-"komando" semua untuk bersiap-siap, teman-teman aku minta untuk pergi ke sekolah dan aku minta tolong diberikan ijin. Setelah sekitar 20 menit, kita segera berangkat ke rumah duka, selama perjalanan bogor-jakarta, hanya ada satu dalam pikiran aku, ya ALLAH, cucu macam apa aku ini, inna lillahi wa inna ilaihi rojiuun, penyesalan penyesalan..

Begitu sampai di rumah Opung, aku cuma diam, diam sejadi-jadi nya, ketika Opung sayang (nenek aku) mengatakan,"roi, kau kemana, tidak sempat opung-mu lihat kau sebelum dia meninggal, dia bilang ke opung sayang (nenek) kalau dia kangen roi banget". Iyahh...aku cuma diam, seakan aku sedang berada di dunia lain, aku melihat jenazahnya, aku cium keningnya, dan aku tetap cuma diam, habis semua kata-kata, bahkan tidak keluar tetesan air mata, aku terlalu kaget, terlalu menyesal..

Sebuah Episode cinta untuk kakenda tercinta, L. Harahap, mudah2an ALLAH SAW menerima Opung dengan baik disisi-NYA. Aku telah berjanji mulai saat itu, untuk menggunakan kesempatan sebaik-baiknya untuk ber-silaturohim dengan semua keluarga aku ketika waktu-nya masih ada, sehingga tidak akan ada penyesalan untukku kelak..

Semoga menjadi pelajaran berharga untuk-ku.

Wassalammu'alaikum WR WB,

20.01.2006, RLN

*entah kenapa tiba-tiba ingatan ku kembali kepada beliau..

Cinta di atas Cinta

Pengalaman batin para pahlawan ternyata jauh lebih rumit dari yang kita bayangkan. Apa yang terjadi, misalnya, jika kenangan cinta hadir kembali di jalan pertaubatan seorang pahlawan? Keagungan!

Itulah misalnya pengalaman batin Umar bin Abdul Aziz. Sebenarnya, Umar seorang ulama, bahkan seorang mujtahid. Namun ia besar di lingkungan istana Bani Ummayah, hidup dengan gaya hidup mereka bukan gaya hidup seorang ulama. Ia bahkan menjadi trensetter di lingkungan keluarga kerajaan. Shalat jamah kadang ditunda karena ia masih menyisir rambutnya.

Namun begitu ia menjadi khalifah, tiba tiba kesadaran spritualnya justru tumbuh mendadak pada detik inagurasinya. Ia pun bertaubat. Sejak itu ia bertekat untuk berubah dan merubah dinasti Bani Ummayah. "Aku takut pada neraka" katanya.

Ia memulai perubahan besar itu dari dalam dirinya sendiri, istri , anak anaknya,keluarga kerajaaan, hingga seluruh rakyatnya. Kerja kerasnya membuahkan hasil , walaupun hanya memerintah 2 tahun 5 bulan, tetapi ia berhasil menggelar keadilan, kemakmuran dan kejayaan serta nuansa suasana Khulafaur rasyidin . Maka ia pun digelari khalifah Khulafaur Rasyidin ke 5.

Akan tetapi, itu ada harganya. Fisiknya segera anjlok. Saat itulah istrinya datang membawa kejutan besar, membawakan seorang gadis kepada suaminya untuk dinikahkan (lagi). Ironis....karena Umar sudah lama mencintai dan sangat menginginkan gadis itu, juga sebaliknya. Namun, istrinya Fatimah, tidak pernah mengijinkannya ; atas nama cinta dan cemburu. Sekarang, justru sang istrinyalah yang membawanya sebagai hadiah. Fatimah hanya ingin memberikan dukungan moril kepada suaminya.

Itu saat terindah dalam hidup Umar, sekaligus saat paling mengharu biru. Kenangan romantika sebelum saat perubahan bangkit kembali dan menyalakan api cinta yang dulu pernah membakar segenap jiwanya. Namun, cinta ini hadir di jalan pertaubatannya, ketika cita citanya untuk merubah umat belum selesai. Cinta dan cita bertarung, disini....., di pelataran hati sang Khalifah, Sang Pembaharu.

Apa yang salah jika Umar menikahi gadis itu? Tidak ada! Tapi, " Tidak ! Ini tidak boleh terjadi. Saya benar benar tidak merubah diri saya kalau masih harus kembali ke dunia perasaan semacam ini," kata Umar. Cinta yang terbelah dan tersublimasi di antara kesadaran psiko-spritual, berujung dengan keagungan; Umar memenangkan cinta yang lain.....Akhirnya ia menikahkan gadis itu dengan pemuda lain.

Tidak ada cinta yang mati disini. Karena sebelum meninggalkan rumah Umar, gadis itu bertanya dengan sendu, " Umar, dulu kamu pernah sangat mencintaiku. Tapi kemanakah cinta itu sekarang?" Umar bergetar haru, namun kemudian menjawab, " Cinta itu masih tetap ada, bahkan kini rasanya jauh lebih mendalam. Tapi ....Ada cinta di atas cinta.


Anis Matta

Saudagar Termulia

Kaum Muslim sedang didera derita. Kekeringan panjang melanda. Banyak lahan pertanian tak menghasilkan apa-apa. Khalifah Abu Bakar, orang paling bertakwa dari umat Muhammad SAW, saat itu sedang berkuasa. Namun, ujian Allah SWT bisa datang kapan saja. ''Dan sesungguhnya Kami akan beri kamu ujian dengan sebagian dari ketakutan dan kelaparan dan kekurangan harta dan jiwa dan buah-buahan, dan berilah kabar gembira kepada mereka yang sabar.'' (QS Al-Baqarah: 155).
Dalam situasi seperti itu, tak sedikit pedagang mencoba meraih laba berlipat ganda. Namun, ada saja saudagar berhati mulia. Padahal, peluang menumpuk harta telah di depan mata.

Dialah Utsman bin Affan yang digelari sang pemilik dua cahaya karena menikahi dua putri Rasulullah SAW dalam kesempatan berbeda. Saat itu, kapal-kapal niaganya yang mengangkut komoditas pangan semacam jagung, minyak (mentega), dan kismis baru tiba.
Jumlahnya hanya bisa diangkut seribu unta. Para pedagang dan broker pencari rente menawarkan harga berlipat ganda. Bahkan, ada yang menawar hingga sepuluh kali lipat harga biasa. Tapi, Utsman menolaknya dengan cara halus.
''Adakah yang berani membeli lebih dari 700 kali lipatnya?'' Semua pedagang terpana. Mereka membayangkan, jika harga setinggi itu dengan manipulasi pasar selicik apa pun, takkan pernah meraih laba.

''Bila demikian, semua ini kujual kepada Allah,'' sambung Utsman seraya membagi-bagikan dagangannya kepada kaum miskin begitu saja. Angka 700 kali lipat merujuk pada Alquran QS Al-Baqarah ayat 261, sebagai ganjaran berinfak di jalan-Nya.
Sumbangan Utsman jelas luar biasa. Bila volume satu truk kontainer setara dengan muatan 25 unta, maka ada 40 kontainer sedekahnya. Pernahkah kita melihat konvoi kontainer sebanyak itu milik seorang pedagang saja? Lalu, pernahkah kita mengetahui ada barang impor diinfakkan semudah membalik telapak tangan. Padahal, harga sedang melambung dan suplai di pasar nyaris tidak ada?

Utsman benar, sebagai saudagar dia tidak perlu silau dengan laba di dunia. Sebab, sebesar apa pun untungnya, harta itu takkan dibawa serta kala nyawa meninggalkan raga. Justru, simpanan sejati adalah harta yang dizakatkan, diinfakkan, disedekahkan, diwakafkan, dan dipinjamkan di jalan Allah SWT. Jauh sebelumnya, Utsman telah didoakan Rasulullah SAW agar semua dosa diampuni-Nya. Utsman pun dijamin masuk surga. Itu karena dia membiayai puluhan ribu serdadu perang Tabuk yang melawan Romawi, baik pangan, minuman, kendaraan, maupun senjatanya.

Kini, jangankan meniru Utsman, mencari pedagang yang tidak mempermainkan produsen dan konsumen lemah serta merekayasa harga saja, sangat sulit dicari. Padahal, semua perniagaan dan kekuasaan selalu diaudit-Nya dan pasti diadili-Nya.

Anis Matta

Tuhanku

Ya Robb
Tuhanku..

Kenapa dada ini begitu sesak
Dunia terasa sempit dihimpit langit
Pun walau matahari bersinar terang
Dan kumbang-kumbang terbang mengitari mawar

Ya Robb
Tuhanku..

Kenapa keresahan sungguh dalam
Hati penuh gejolak dan tanya
Sekalipun angin bertiup lembut menggoyang rerumputan hijau
Dan riang kicauan burung di langit jingga

Aku remuk kini
Sendiri berdiri di tepian Alam
Semua tangan telah menjauh
Terkulai aku mengharap iba-Mu

Aku mencoba mengurai Rahasia-Mu
Tapi aku tengah dikelilingi Hampa

Tuhanku, kasihani aku..
Semua beban kucoba bawa di atas satu pundak
Melelahkan sungguh perjalanan ini

Tuhanku..
Buka tabir-Mu tolong..
Aku takut..
Kesabaran kian menipis
Dan air mata tidak akan membantu lagi

Bukan emas permata yang akan kuminta
Bukan juga kehidupan dan segala cahaya-nya

Tapi cukup anugrahi RASA
Agar bisa kunikmati segala yang aku lihat
Segala yang aku sentuh
Agar aku bisa bersyukur atas apa yang aku dapat



Hangatnya mentari tatkala menyentuh kulit ini
Indahnya bunga-bunga dan kumbang yang bermain-main
Kicauan burung dan nyanyian Alam

Tuhan..
Apa yang hilang dariku?

Tolonglah Hamba-Mu
Di Haribaan keperkasaan-Mu, aku bersujud memohon..

Bad Soden, 22 Agustus 2006

RLN

NB:“Buta yang paling buruk ialah buta hati“(HR. Asysyihaab)

Salah Satu Do'a Indah

Do’a Rasulullah SAW

“Ya ALLAH, dengan ilmu-Mu yang tersembunyi untuk mencipta, hidupkanlah aku bila engkau ketahui bahwa kehidupan lebih baik bagiku. Dan matikanlah aku bila kematian lebih baik bagiku. Aku meminta-Mu (jadikan) aku selalu takut pada-Mu baik dalam kesendirian maupun dalam keramaian. Aku memohon-Mu ucapan yang benar baik saat marah atau ridha. Aku meminta-Mu agar aku dapat berhemat di kala kaya atau miskin. Ya ALLAH, anugerahkanlah kenikmatan yang tiada henti, biji mata yang tiada terputus, dan keridhaan setelah ketetapan. Ya ALLAH, berilah aku damainya kehidupan setelah mati, kelezatan memandang wajah-Mu, dan kerinduan berjumpa dengan-Mu, bukan dalam kesempitan yang membinasakan, dan fitnah yang menyesatkan. Ya ALLAH, hiasilah aku dengan hiasan iman dan jadikanlah kami sebagai pemberi petunjuk yang mendapatkan petunjuk.” (HR. Nasa’i)




Imam ahmad meriwayatkan dari Abdur Razak, dari Imran berkata, aku mendengar Wahb berkata,”ALLAH berkata di dalam sebagian kitab sucinya,

”Dengan kemuliaanku, barangsiapa berlindung kepada-Ku, seandainya dirinya dihimpit oleh langit dengan seluruh isinya dan bumi beserta seluruh isinya; Sesungguhnya aku akan membuat jalan keluar baginya. Dan siapa yang tidak berlindung kepada-Ku, maka aku akan memotong kedua tangannya dari sebab-sebab langit. Dan aku balikkan bumi dari bawah kakinya. Aku jadikan ia (berada) di udara. Bila hamba-Ku taat pada-Ku, aku akan memberi sebelum ia meminta-Ku, dan mengabulkannya sebelum berdo’a pada-Ku, karena aku mengetahui kebutuhannya.”

Abdullah bin Ummi Maktum

Sejarah Islam pernah mencatat dengan tinta emas seorang sahabat Rasulullah, yang matanya ditakdirkan buta oleh ALLAH semenjak kecil, tetapi sebagai gantinya ALLAH memberika mata hati yang senantiasa terbuka terhadap cahaya kebenaran. Beliau, Abdullah bin Ummi Maktum memeluk islam sejak usia muda belia, sehingga hatinya sungguh dipenuhi ajaran islam dan rasa cinta yang sangat mendalam kepada kekasih ALLAH Rasulullah Muhammad SAW.

Diriwayatkan oleh Anas bin Malik,
„Sesungguhnya jibril datang kepada Rasulullah SAW, yang ketika itu ibnu Ummi Maktum sedang bersama beliau. Dia lalu bertanya,“Sejak kapankah pandanganmu buta?“, jawabnya,“Sejak saya kecil“. Kemudian dia membaca ayat:“Firman ALLAH SWT: „Jika saya mengambil suatu kemuliaan seorang hamba niscaya saya tidak akan memberi pengganti selain pahala syurga..“.

Demikianlah keistimewaan yang berikan kepada orang-orang buta di atas manusia lainnya, bahwa ALLAH akan membalas dengan pahala syurga.

Ibnu Ummi Maktum memiliki indera yang sangat peka untuk mengetahui waktu. Setiap menjelang fajar tiba, dengan perasaan segar dia keluar rumahnya dengan bertopang pada tongkat atau bersandar pada lengan salah seorang sahabat untuk mengumandangkan adzan di mesjid Rasulullah. Biasanya beliau bergantian dengan Bilal untuk mengumandangkan adzan, apabila Bilal mengumandangkan ketika malam, maka Ibnu Ummi Maktum mengumandangkan tatkala subuh. Sehingga, karenanya Rasulullah bersabda,“Makan dan Minumlah kalian hingga Ibnu Ummi Maktum mengumandangkan adzan..“

ALLAH pernah memberi keistimewaan kepada Ummi Ibnu Maktum dengan turunnya surat ’Abasa (Yang bermuka Masam). Kisahnya adalah ketika itu Rasulullah sedang duduk berdiskusi dengan kaum pemimpin suku Quraisy, Rasulullah mengajak para Pemimpin tersebuat untuk memeluk agama Islam, mengajak kepada agama yang Hak dan diridhoi ALLAH. Tiba-tiba di saat yang serius tersebut datanglah Ummi Ibnu Maktum ingin menanyakan sesuatu kepada beliau dan karena sedang sibuk Rasulullah mengelak dan mencoba mengalihkan perhatian penuh ke forum pemimpin Quraisy. Lalu, ALLAH menurunkan ayat yang berbunyi,“Dia (Muhammad) bermuka masam dan berpaling karena telah datang seorang buta kepadanya-yakni Ibnu Ummi Maktum. Adapun orang yang merasa dirinya serba cukup-yakni Ukbah dan Pemimpin Quraisy- maka kamu melayaninya. Dan adapun orang yang datang bersegera (untuk mendapat pengajaran), sedang ia takut kepada ALLAH maka kamu mengabaikannya-yakni Ibnu Ummi Maktum..“
Demikian kedudukan Ibnu Ummi Maktum, begitulah istimewa Islam, bukanlah memandang kekayaan atau derajat kebangsawanan seseorang, tetapi ketakwaan di mata ALLAH SWT yang diperhitungkan.

Suatu saat Ibnu Ummi Maktum merasa sedih dan pilu hatinya tatkala turun wahyu kepada Rasulullah yang berbunyi, „Tidaklah sama antara orang mukmin yang duduk (yang tidak turut berperang)“.
Ibnu Ummi Maktum berkata,“Ya Tuhanku, Engkau memberiku ujian yang begini, bagaimana saya dapat berbuat...“ Kemudian turun ayat yang berbunyi,“Selain yang mempunyai udzur..“.

Namun demikian, Ibnu Ummi Maktum menyimpan hasrat yang sangat kuat untuk berjihad di jalan ALLAH SWT. Beliau menyampaikan keinginan tersebuat kepada Rasulullah hingga berkali-kali, tetapi Rasulullah tidak mengijinkan karena udzur yang dimilikinya dan sebagai gantinya beliau menjadi pengganti Rasulullah menjaga keamanan kota Madinah tatkala Rasulullah dan Sahabat berperang di medan Jihad.

Tetapi ternyata keinginan untuk berperang di barisan mujahidin terus menggebu-gebu, sehingga beliau mengatakan kepada Sahabat dan Rasulullah,“ Serahkan panji kepadaku, karena sesungguhnya saya adalah seorang buta sehingga tidak akan melarikan diri, tempatkan saya di garis depan antara dua pasukan!“.

Maka tatkala dengung perang Qadisiyah berbunyi, berdirilah seorang sahabat yang buta matanya di barisan kaum Muslimin, di tangan beliau terlihat bendera panji peperangan berwarna hitam. Dia adalah seorang buta pertama yang turut berperang dalam sejarah peperangan Islam.

Begitulah saudara-saudariku, sejarah telah tertunduk di hadapan seorang yang bermata buta, sejarah telah tertunduk di hadapan keimanan yang kokoh laksana batu karang, sejarah telah melihat dan tertengun di hadapan seorang pria yang mengatakan Tidak ada Tuhan selain ALLAH dan Muhammad Rasulullah, dan di medan Qadisiyah dia membuktikan kesejatian cinta kepada ALLAH dan Rasulnya.

Pertanyaan kini aduhai saudara saudariku, dengan seperti apa suatu hari sejarah mencatat nama kita??

09.09.2006,

RLN

17 Agustus 1945

17 Agustus 1945
Langit Batavia Raya hening
Semua mata tertumpu pada dua laki-laki
Seorang berpidato dengan berapi-api
Seorang berdiri penuh kharisma

Langit batavia Raya mendadak terbelah
Setelah laki-laki gagah itu selesai menyampaikan Orasi-nya
Berkumandang teriakan laksana petir
MERDEKA!!
MERDEKA!!
Kita telah merdeka!!
Bangsa sendiri!!
Tanah air sendiri!!

Kini setelah 350 Tahun ketakutan akan para Menir
Kini setelah 3,5 Tahun menderita dibawah Samurai „saudara Tua“

Terbayar sudah darah Para Syuhada yang terbaring
Terseka sudah tangisan derita Ayah Bunda

17 Agustus 1945
Dari kita oleh kita untuk kita
ALLAHU AKBAR!!
Berdiri dengan identitas Bangsa sendiri
Menjadi Tuan-Tuan sendiri di bumi Republik Indonesia

Bangsaku, Tanah airku, Tanah Tumpah darahku
Merdeka!! Merdeka!!
Demikian terdengar di seantero nusantara

Kini 61 Tahun telah berlalu

Telah 61 Tahun Merdeka
61 Tahun berdiri sebagai bangsa yang berdaulat

Masih di Tanah air Tercinta kita berdiri
Di atas Bumi dimana SYUHADA terbaring
Mereka yang rela mengorbankan Jiwa-jiwa suci mereka
Agar anak dan cucu nya tidak menderita
Tidak menjadi Budak di tanah air nya sendiri



Tetapi apa wajah Bangsa yang terlihat setelah 61 tahun?
Ini masih langit yang sama
Ini masih tanah yang sama
Dimana Pendahulu kita berjuang
Untuk kebebasan dan untuk Agama

Bertebaran Pemuda Pemudi dengan pakaian up to date from USA
Motor-motor Cina
Sepatu-sepatu made in Italy
Serta Mobil berkelas Inggris di pelataran Parkir wakil rakyat

Sudah sejak 17 Agustus 1945 Merdeka
Tetapi masih Mobil Oil di Barat Indonesia
Freeport di Timur Indonesia
TOTAL di Kalimantan

Petinggi Pertamina membeli celana baru
Karena sudah sempit di ukuran perut
Petinggi Partai Politik hilang malu
Kasih seribu Janji di hadapan rakyat miskin

Bapak-bapak kabinet berganti-ganti
Tetapi satu yang tidak hilang
Korupsi masih membahana, menganga lebar
Maling teriak maling semakin nge-trend

Pekikan MERDEKA yang dahulu membahana
Kini berganti dengan teriakan ade peminta-minta
M a k a n..
M a k a n..

Aduhai Penguasa..
Buka pintu hati nurani..
Aduhai Pengusaha..
Ingat zakat dunia..
Aduhai Tetangga..
Lihat Tetangga kalian yang tidur dengan perut lapar..
Aduhai..Aduhai..

Tetapi Menangis tidak akan mengubah Nasib
Menyalahkan tidak akan menyelesaikan kemelut

Kini beri Tangan
Kita buat Janji
ALLAH tidak akan mengubah Nasib suatu Kaum
Sampai Kaum tersebut mau mengubahnya
Sudah cukup tanda-tanda ALLAH mewarnai bumi Khatulistiwa
Pegang erat tangan ini
Kita hempaskan Cahaya untuk Indonesia Baru
ALLAHU AKBAR!!

20 Agustus 2006,
RLN

BaHaGiA

Bahagia

Bahagia seorang Penulis
Adalah tatkala karya-nya "Abadi" di hati Pembaca-nya
Sekalipun roda jaman slalu berputar

Bahagia seorang Pendaki
Tersirat dari senyum wajahnya di Puncak Himalaya
Dengan sinar mentari Pagi menyinari-nya

Bahagia seorang Penari
Tergambar halus di Wajah letih-nya
Sembari gemuruh tepuk tangan dalam pementasan

Bahagia Arjuna
Adalah kala pencarian-nya berakhir
Seiring pertemuan-nya dengan "cinta sejati"

Bahagia seorang Putri
Terlukis manis dengan semu merah muka-nya
Ketika seorang Pangeran menawarkan Tangannya
'tuk menari dalam sebuah pesta

Sedang Bahagia Ku..
Tidak dapat diartikan dengan senyum di wajah
Tidak pula dengan Tawa Ku..
Bukan juga semu merah wajah Ku..
Melainkan mungkin hanya dengan diam Ku..
Tatkala melihat engkau berbicara
dengan sedikit-sedikit tersenyum bahagia..

Sungguh dan bukan lah dusta..
Bahagia ku hanya lah tatkala engkau bahagia


By: Rolan 22.10.2003